We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 831
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 831

Anya tampak kesal: “Dasar bajingan. Ternyata Reva tidak menyuruhmu datang ke sini?”

“Beraninya kau membohongi aku?”

“Apa kau sudah bosan hidup?”

Ekspresi Jayden langsung berubah. Apa yang terjadi?

Reaksi Anya itu benar–benar di luar dugaannya.

Kalau secara logika, bukankah seharusnya dia merasa sedikit tersipu setelah mendengar ucapan Jayden ini?

Sekalipun dia tidak terima juga seharusnya dia tidak akan marah.

Namun, apa yang terjadi sekarang?

Saat ini, pintu kantor langsung terbuka dan sang sekretaris bergegas masuk bersama beberapa orang wanita.

Para wanita ini mengenakan seragam petugas keamanan. Mereka adalah pengawal pribadinya Anya.

Salah satu wanita itu menghampiri dan langsung menendangkan kakinya ke Jayden hingga dia terjatuh di atas

lantai.

Di saat yang sama, dia menggenggam lengan Jayden dan memelintirnya dengan keras. Ekspresi Jayden langsung

berubah karena merasa kesakitan.

“Lepaskan tanganku, lepaskan tanganku. Rasanya sudah mau patah..” teriak Jayden.

Tetapi tidak ada yang mempedulikan teriakannya.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Ekspresi Anya menjadi dingin. Sambil menunjuk ke Jayden lalu dengan marah dia berkata, “Kau terlalu berani.

Berani beraninya kau menggunakan Reva untuk mencari aku?”

“Hmm, apa kau tahu bahwa barusan aku sedang rapat?”

“Seberapa banyak kerugian yang diterima oleh perusahaanku hanya gara–gara ulahmu sehingga aku. menunda

rapatnya kali ini?”

Air muka Jayden memucat. Dia sama sekali tak menyangka baliwa Anya akan rela menunda rapatnya hanya demi

Reva!

Ada hubungan apa diantara Anya dengan Reva?

Namun, saat ini dia tidak punya waktu untuk memikirkannya. Dia benar–benar sangat ketakutan sekarang.

“Nona Anya, aku.. aku bukan sengaja…”

“Aku sangat mengagumimu, sehingga….”

Anya sangat marah: “Tampar mulutnya!”

Seorang pengawal wanita langsung mendekat dan menampar wajah Jayden beberapa kali yang mengakibatkan

kedua pipi Jayden langsung bengkak.

Meski mereka hanyalah pengawal wanita namun mereka tidak lemah. Kekuatan mereka sama sekali tidak kalah

dengan pria!

Dengan dingin Anya berkata, “Kau bahkan sudah berani menggunakan nama Reva untuk datang mencariku dan

masih mau bilang bahwa kau bukan sengaja melakukannya?”

“Apa kau mengira bahwa aku benar–benar bodoh?”

“Hmm, aku paling benci dengan sampah seperti kau!”

“Ayo, bawa dia ke kantor polisi.”

“Dan juga, informasikan kepada PT Peaceful, kontrak kerja kita dengan mereka dibatalkan!”

Setelah Anya selesai berbicara, dia langsung berbalik dan pergi tanpa menatap Jayden lagi.

Jayden sudah seperti mau gila rasanya. Dia hanya datang untuk mengungkapkan kekagumannya, seharusnya

reaksi Anya tidak perlu sampai sebesar itu, kan?

Dia masih bisa menerimanya kalau hanya dipukuli tetapi kalau sampai di kirim ke kantor polisi, itu akan

merepotkan.

Dan yang paling penting kalau sampai kontrak kerja dengan PT Peaceful dibatalkan maka nasib papanya pasti akan

habis sudah.

Pada saat itu, bagaimana dengan nasib mereka sekeluarga?

Sekarang Jayden sangat menyesal. Menyesal mengapa dia mau menuruti nasihat kakaknya.

Tentu saja di dalam hatinya dia bahkan merasa lebih bingung lagi.

Kenapa bisa menjadi seperti ini sebenarnya?

Mengapa Anya bisa memperlakukan Reva dengan begitu baik sedangkan dengan dirinya sama sekali tidak seperti

itu?

Sebenarnya apa yang bagus dari diri Reva?

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Siangnya, Reva baru saja menerima panggilan telepon dari Nara dan berencana untuk pergi makan bersama.

Tiba tiba Alina meneleponnya. Dan setelah panggilan telepon itu dijawab terdengar Alina yang berkata dengan

suara menangis, “Nara, kau cepat pulanglah.”

“Tante… tante ketigamu sudah tidak kuat lagi…”

Air muka Nara langsung berubah: “Apa apa yang terjadi?”

Sambil menangis Alina berkata, “Cepatlah pulang. Aku tidak bisa menjelaskannya di telepon!”

Nara tampak bingung lalu dia bergegas pulang bersama dengan Reva.

Meski dia sangat tidak suka dengan keluarga tante ketiganya namun bagaimanapun juga dia tetap saja tante

ketiganya dan kalau sampai terjadi sesuatu dengannya, dia juga akan merasa sedih.

Akhirnya begitu sampai di rumah, dia mendapati Anissa yang sedang duduk tepat di sebelah Alina.

Spencer dan Vivi juga ada disini.

Vivi menundukkan kepalanya sambil menjulurkan lehernya seolah–olah dia sangat tidak puas, tatapan matanya

penuh dengan kebencian.

Mata Anissa tampak bengkak dan wajah Spencer memucat seolah–olah sedang sangat marah.

Nara mengerutkan keningnya. Apa yang terjadi sekarang?

Bukannya tadi dikatakan bahwa dia sudah tidak kuat lagi pada saat di telepon?

Tetapi buktinya dia baik baik saja.

Apa lagi yang sedang terjadi di sini?