We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 965
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Menantu Dewa Obat

Bab 965

Reva dan Nara bermain bersama dengan Anya hingga jam sepuluh malam setelah itu baru pulang ke rumah.

Kondisi kesehatan sahabat Anya juga semakin hari semakin baik sehingga suasana hatinya juga menjadi jauh lebih

baik.

Menurutnya, ini adalah pertama kalinya dia bersenang senang seperti ini setelah bertahun-

tahun.

Begitu sampai di rumah, mereka mendapati Axel dan Alina yang sedang duduk di ruang tamu

“Pa, Ma, kalian masih belum tidur?” tanya Nara dengan heran.

Harus diketahui bahwa biasanya Axel dan Alina tidur sangat awal.

Axel dan Alina saling memandang lalu Alina mengernyit sedikit dan berkata, “Nara, kemarilah, ada sesuatu yang

ingin aku tanyakan kepadamu.”

Nara terkejut namun tetap saja dia berjalan ke sisi Alina, “Ma, ada apa?”

Alina: “Nara, aku mau tanya kepadamu, apa menurutmu aku dan papamu yang sudah tua ini terlalu merepotkan

kalian dengan tinggal di rumah ini?”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Nara mengerutkan keningnya. Dia bisa melihat bahwa Alina sedang mencari – cari masalah.

Tidak perlu ditebak lagi, Hana dan Hiro yang pulang lebih dulu tadi pasti sudah mengatakan sesuatu!

“Ma, apa yang kau bicarakan?”

“Apa Hana telah mengatakan sesuatu kepadamu lagi?”

“Justru aku yang ingin memberitahumu sesuatu. Apa kau tahu apa yang telah dilakukan Hiro di perusahaan

konstruksi itu?”

Ujar Nara dengan marah.

Alina mengibaskan tangannya, “Aku tahu. Si Hiro hanya menerima pengembalian dana yang seharusnya

dikembalikan ke perusahaan konstruksi serta menggelapkan biaya bahan dekorasi dari perusahaan konstruksi saja,

kan?”

Nara terpaku, “Kau… kau tahu?”

“Ma, kalau kau sudah tahu, lalu… lalu apa maksudmu dengan ini?”

“Kalan menempatkan Hiro sebagai penanggung jawab perusahaan konstruksi tetapi dia malah memperkaya dirinya

sendiri dengan menggelapkan begitu banyak uang dari perusahaan konstruksi. Apa… apa kalian tidak perlu

menegurnya?”

Alina menghela nafas, “Nara, aku tahu kau selalu berselisih dengan Hiro dan Hana hanya karena

mereka tidak suka dengan Reva!”

“Tetapi, Nara, sebagai manusia kita harus melakukan sesuatu yang sesuai dengan hati nurani kita!”

“Hiro yang melakukan semua hal ini telah membuat namanya menjadi jelek. Menurutmu untuk siapa dia

melakukan semua ini?”

Nara tercengang, ucapan macam apa ini? Hiro yang telah menggelapkan begitu banyak uang dari perusahaan

konstruksi itu kalau bukan untuk dirinya sendiri lalu untuk siapa?”

“Ma, sebenarnya apa yang ingin kau katakan?”

Ujar Nara dengan marah.

Pada saat ini, Axel menghampiri dan berkata, “Nara, biar aku jelaskan seperti ini saja.”

“Apa yang dilakukan oleh Hiro ini sebenarnya adalah kehendak aku dan mamamu!”

Mata Nara langsung membelalak dengan lebar, “Apa?”

“Pa, apa… apa kau sudah gila?”

“Kau meminta Hiro untuk menggelapkan aset perusahaan konstruksi? Kau… kau mau apa?”

Dengan dingin Axel berkata, “Menurutmu apa?”

“Nara, semua yang kami lakukan hanya untuk keluarga ini!”

Nara: “Pa, mengapa aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang kau katakan ini?”

“Hiro menggelapkan aset perusahaan konstruksi demi keluarga ini?”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Bagaimana dia bisa melakukannya demi keluarga ini? Maksudmu, dia melakukan semua ini karena keluarga kita?”

Axel memelototi Nara, “Nara, oleh sebab itu aku selalu berkata bahwa kau sama sekali tidak cocok untuk menjadi

seseorang yang memegang kendali kekuasaan. Kau tidak cocok untuk memimpin perusahaan farmasi Shu!”

“Karena, kau sama sekali tidak mengerti tentang intrik dan muslihat dalam berbisnis!”

Nara benar–benar dibuat bingung olehnya. Dia sama sekali tidak mengerti dengan maksud ucapan papanya ini.

“Pa, Ma, apa hubungannya intrik bisnis dengan penggelapan aset yang dilakukan oleh Hiro?”

Reva juga ikut bertanya dengan heran karena apa yang dikatakan oleh Axel sama sekali tak masuk akal.

Dengan dingin Axel berkata, “Reva, biar aku tanya kepadamu, berapa banyak saham yang kau miliki di perusahaan

konstruksi?”

Reva: “Sekitar 60%!”

Axel menepuk tangannya, “Benar, 60%!”

Artinya, 40% saham lainnya ada di tangan orang lain.

“Kalau begitu, apa kau tahu kira kira berapa banyak uang yang bisa dihasilkan oleh proyek area villa ini kalau

dihitung secara konservatif?”

Reva: “Menurut perkiraan kami, kalau semua proyeknya lancar maka kami bisa mendapatkan keuntungan sekitar

100 milyar dolar!”