We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bad 1118
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1118 Apa Itu Dia?

Sonia sangat terpukul. Dia yakin dalam segala aspek dia sangat sempurna, tetapi di hadapan lelaki ini, apakah

keunggulannya layak disebut–sebut?,

“Rendra, kamu itu belum mengenal saya. Saya tak seburuk yang kamu kira,” tambahnya sekuat

tenaga.

“Sudah ada wanita yang saya sukai dan ingin saya nikahi, jadi kamu tidak perlu mengganggu saya lagi. Pergi sana!”

Setelah mengatakan itu, dia membukakan pintu untuk Sonia dan memaksanya pergi dengan raut wajah yang

dingin.

Merasa teramat terluka, Sonia berjalan ke arah pintu, tetapi begitu dia hendak berbalik dan mengatakan sesuatu,

pintu itu sudah terbanting tertutup.

Dia menggigit bibirnya, merasa kesal dan tidak ikhlas. Lalu dia duduk di kursi di koridor, tak berniat untuk pergi.

Sementara itu, kaki Raisa sedikit kaku karena bersembunyi di balik tirai, lalu Rendra segera membuka tirai dan

menariknya keluar.

Segera, Raisa melemparkan dirinya ke dalam pelukan Rendra. Dia telah mendengar penolakan dinginnya terhadap

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Sonia dengan telinganya sendiri. Bagaimana dia bisa meragukan perasaan Rendra lagi?

Lalu Rendra membawanya ke sofa. Raisa mengangkat kepalanya dan menatap pria itu, yang selalu bersikap sangat

lembut padanya tetapi bertindak sangat kejam terhadap wanita lain.

“Ada apa?” Rendra berkedip, karena cara Raisa menatap membuatnya sedikit bingung.

Sebagai tanggapan, Raisa mengerucutkan bibir merahnya dan menggelengkan kepala.

“Kamu takut kalau saya akan sekejam itu padamu di kemudian hari?” dengan suara serak, Rendra mengungkapkan

kekhawatirannya.

Raisa hendak menjawab kalau dia takut, tetapi dia tak ingin mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap

Rendra secara langsung, jadi dia menggeleng lagi.

Rendra menghela napas, bingung mencari cara menghiburnya saat ini. Namun, dia tahu bahwa dia ingin

memanjakan kekasihnya ini dan menjaganya selama sisa hidupnya.

Tak ada yang tahu bagaimana gadis ini bisa menyembuhkannya saat dia masih muda. Wanita ini seperti cahaya

hidupnya.

Rendra juga mengalami depresi di masa remajanya karena orang tuanya memiliki ekspektasi yang tinggi

terhadapnya. Saat dia mulai memahami kehidupan, dia menderita stres akademik. Anak–anak lain seusianya

diperbolehkan bermain di luar, tetapi dia tidak bisa. Dia harus unggul dalam setiap aspek, atau dia akan

mengecewakan ayahnya karena dia merupakan satu–satunya pewaris Keluarga Hernandar.

Di bawah tekanan yang tinggi itu, Rendra memiliki masa kecil yang menyedihkan, tetapi dia tak bisa mengeluh

kepada siapa pun. Begitu Raisa masuk ke dalam hidupnya, Raisa seakan

menyembuhkannya.

Tingkah imutnya, sifat jahilnya, dan matanya yang besar dan ingin tahu selalu meredakan tekanan akademisnya,

yang membuatnya merasa tenang.

Bahkan jika Raisa mengacau, mengacak–acak bukunya, menyembunyikan pulpennya, atau berteriak dengan keras,

dia tak pernah merasa terganggu. Dia selalu menganggap semua itu lucu.

Tiga tahun yang Rendra habiskan di rumah kakaknya merupakan masa yang paling bahagia sepanjang masa kecil

dan remajanya.

Bahkan setelah dia meninggalkan rumah itu, dia tak pernah melupakan Raisa.

“Kenapa kamu menatap saya seperti itu?” Raisa memperhatikan bahwa Rendra menatapnya lekat- lekat.

Rendra tersenyum, membelai wajah Raisa dengan telapak tangannya yang besar, dan

menempelkan bibir tipisnya ke bibir merah gadis itu sebelum mengaku dengan suara serak, “Itu karena saya

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

mencintaimu.”

Dia dengan dingin menolak wanita lain sebelumnya tetapi mengaku cinta pada Raisa dengan penuh kasih sayang

sekarang. Raisa merasa sedikit pusing. Bahkan jika dia yang dicium, dia membalas ciuman Rendra dan memeluk

lehernya.

Di sisi lain, Sonia sedang mengatur emosinya di koridor lantai tiga. Dia tak berniat menyerah. begitu saja, tetapi

saat dia hendak pergi ke kamar mandi di lantai tiga, dia mendengar pintu ruang kerja terbuka. Dia penasaran apa

Rendra sudah keluar.

Dia berdiri di sudut dan melongokkan kepalanya. Matanya terbelalak saat melihat pemandangan. di hadapannya

ini.

Kenapa bisa ada gadis di ruangan itu? Saat ini, tangan Raisa dipegang oleh Rendra, dan pipinya merona merah.

Sonia sangat terkejut sampai–sampai dia segera mundur ke sudut gelap belokan. Dia menutup mulutnya tidak

percaya. Apa itu wanita yang disukai Rendra? Apakah itu dia?

Siapa dia? Sonia tak kuasa menahan diri untuk tidak menggigit bibirnya dan bertekad untuk mencari tahu identitas

wanita itu.

Tatapan Sonia terkunci pada mereka sampai mereka menghilang. Baru saat itulah dia keluar dari sudut gelap

koridor. Saat ini, matanya dipenuhi dengan keterkejutan dan kecemburuan. Dia bahkan sengaja memperhatikan

wanita muda itu sebelumnya, mengira dia hanyalah bagian dari Keluarga Hernandar. Sekarang sepertinya dia telah

meremehkan identitas gadis itu.