Bab 1322
"Mami, kapan Mami pulang?"
Di ujung telepon sana, terdengar suara lembut Carla, kemudian ketiga anak lainnya juga bertanya, “Bibi, Bibi, cepat pulang, bacakan cerita sebelum
tidur untuk kami."
“Baik, Bibi akan segera pulang, ini sudah dalam perjalanan."
Tracy menenangkan anak-anak dengan lembut, “Kalian mandilah dulu. Setelah Bibi pulang, Bibi akan membacakan cerita untuk kalian.”
“Baiklah." Ketiga anak itu merespons dengan gembira.
“Apakah Mami dan Papi sedang bersama?” Pada saat ini, Carles bertanya, “Apa kalian akan pulang bersama? Papi, bisakah datang kemari dengan
membawa robot Transformer milikku?”
"Kami tidak akan..."
"Tentu saja bisa.” Daniel segera berkata, “Kami akan sampai setengah jam lagi. Papi akan membawa robot Transformer milikmu."
"Ya, ya, terima kasih, Papi." Carles berseru dengan gembira.
"Laptopku juga, Papi.” Carlos mengingatkan, "Siang ini aku pergi dengan terburu-buru, jadi lupa membawanya."
"Papi tahu." Saat berbicara dengan anak-anak,
tanpa sadar, ekspresi Daniel pun melembut, “Kalian mandilah dulu. Papi akan segera sampai.”
"Iya Papi, sampai jumpa.”
“Papi, Mami, kami akan menunggu kalian.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
"Oke."
Setelah mengakhiri panggilan, kedua orang itu masih menyunggingkan senyum hangat tadi. Saat tanpa
sadar saling memandang, ekspresi mereka pun segera menjadi serius dan dingin.
“Siapa yang menyuruhmu berjanji pada mereka? Aku belum menyetujui kamu datang ke rumahku.”
Tracy berkata dengan nada dingin.
"Kalau begitu, kalian mau pulang dengan berjalan kaki?” Daniel balik bertanya.
"Aku..." Saat ini, Tracy baru teringat bahwa dirinya tidak mengendarai mobil sendiri. Dia dan Naomi
duduk di dalam mobil Daniel.
"Apa hebatnya?" Tracy berpesan pada Naomi, “Hubungi Paula, suruh dia menjemput kita.”
"Baik." Naomi bersiap menelepon.
"Apakah layak?” Daniel mengernyit, “Dasar, selain menunda waktu, kamu juga akan memengaruhi
perasaan anak. Selain itu, tanganmu sudah terluka
seperti ini, memegang buku pun tidak bisa, bagaimana mau membacakan cerita sebelum tidur?"
Setelah berpikir sejenak, Tracy merasa itu benar juga. Melihat wanita itu tidak menentang, Daniel
pun memberikan perintah kepada Ryan, “Suruh orang antarkan barang yang diinginkan oleh Carlos dan
Carles."
"Baik." Ryan melirik Naomi sekilas, lalu
menelepon untuk memberikan perintah.
Tracy tidak mencegahnya. Bisa membuat anak-
anak gembira selama semalam, itu juga bagus. Lagi pula, Daniel juga melakukannya demi anak-anak.
Sekarang, mereka berdua cukup menjaga jarak
saja.
Dengan cepat, mobil sampai di Vila Sisi Utara. Pengawal Keluarga Wallance sudah mengantarkan
barang-barang yang diinginkan oleh Carlos dan
Carles.
Daniel turun dari mobil, lalu mengulurkan tangan
untuk memapah Tracy.
Tracy malah menolaknya, membuat Daniel memutar bola matanya, malas meladeni wanita ini lagi. Dia
pun langsung berjalan masuk ke dalam rumah...
"Papi..."
Carles dan Carla sedang menunggu di ruang tamu. Melihat Daniel dan Tracy masuk bersama-sama,
mereka pun langsung berlari menghampiri.
Kedua anak itu sangat gembira, sebaliknya Carlos
lebih tenang, masih menatap Daniel dengan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmtatapan yang rumit.
"Mami!" Setelah Carla bermanja-manja dengan
Daniel, kemudian ia masuk ke dalam pelukan
Tracy. Daniel menarik Carla ke sisinya, “Mami terluka, malam ini Papi yang akan membacakan cerita sebelum tidur untuk kalian. Kalian jangan
menganggu Mami.”
"Hah? Ada apa dengan Mami?”
Ketiga anak itu segera mengelilingi, sambil
menanyakan kondisi Tracy dengan panik.
"Mami tidak apa-apa, hanya luka kecil.” Tracy buru-buru menenangkan anak-anak, “Jangan khawatir, tidak apa-apa."
"Ah, tangan Mami terluka...”
Melihat tangan Tracy dibalut dengan kain kasa, Carla sangat terkejut hingga wajahnya memucat.
"Coba kulihat." Carlos dan Carles men...ik tangan Tracy, lalu memeriksa dengan teliti, “Kenapa bisa terluka seperti ini?”
“Mami kalian sangat berani, wanita cantik menyelamatkan pahlawan, jadi dia pun terluka."
Jarang-jarang Daniel berkata dengan sedikit
bercanda.
“Apa pahlawan itu adalah Papi?" Carles mendongakkan kepalanya, sambil bertanya dengan
penasaran.
"Ya, itu Papi." Daniel mengangguk.