Bab 1619
Semua orang tertegun, mereka mengira Tracy sudah tak sadarkan diri. Mereka sama sekali tak
menyangka Tracy akan sadar secepat ini, kemudian pergerakannya sangat luwes dan berhasil merebut
pistol mereka.
“Tampaknya aku sungguh terlalu meremehkanmu.”
Suara dingin serta rasa apresiasi.
“Akhirnya kita bertemu, Presdir Sammuel.”
Tracy menoleh dan memelototi Sammuel yang berada di sofa, matanya penuh dengan aura dingin dan
kebencian.
Pria ini jauh lebih muda dari yang ia bayangkan. Padahal sudah berumur 50 tahun, tetapi ia tampak
kurang dari 40 tahun.
Tubuhnya pendek dan kecil, wajahnya biasa. Tetapi sepasang mata itu, menyinari cahaya dingin yang
angkuh.
“Menarik!” Sammuel tidak hanya tak panik, melainkan memberi senyuman licik penuh arti, “Ini baru
seru.”
“Aku takut kamu tak sanggup bermain denganku.” Tracy memelototinya dengan marah, “Sekarang, saat
ini juga lepaskan putraku. Aku masih bisa menyelamatkan nyawamu, jika tidak….”
“Jika tidak, apa yang bisa kamu lakukan?” Sammuel tersenyum dingin sambil menaikkan alis, “Kamu
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmampu membunuhku?”
Kalimat itu baru saja diucapkan, tujuh orang pengawalnya menodongkan senjata ke arah Tracy. Pria
dengan bekas luka pisau itu maju dengan berani.
“Kamu kira aku tak berani?”
Tracy langsung membidik Sammuel, lalu menarik pelatuk.
Sedangkan tujuh orang pengawal itu lekas membidik Tracy dan menarik pelatuk.
Jika Tracy berani menembak, maka di saat bersamaan, ia juga akan mati tertembak.
“Tembaklah!” Sammuel memandangnya penuh provokasi, “Kamu berani melukai sehelai rambutku,
maka dua putramu juga akan mati dengan tragis!”
“Kamu…..” Tracy menggertakkan gigi dengan marah.
“Sekarang aku tidak ingin menyentuhmu.” Sammuel memandangnya sambil memincingkan mata,
“Mumpung pikiranku belum berubah, sekarang turunkan pistolmu dan tinggalkan tempat ini dengan
tenang. Anggap saja malam ini tak terjadi apa-apa!”
la bicara dengan murah hati seolah sedang memberi Tracy sebuah kesempatan.
Tracy tak bicara, tetap menggunakan pistol menodongnya.
la tahu, ja yang sekarang tak bisa menyentuhnya. Selain itu, di sini ada banyak pengawal, ada
kemungkinan
la akan gagal. Meskipun berhasil, Carlos dan Carles juga dalam bahaya.
Jadi, ia terpaksa menurunkan pistol dan pergi dengan diam….
Tetapi, ia benar-benar tidak senang dan tidak rela!!!
“Aku hitung sampai 10! Jika masih tak pergi, maka jangan salahkan aku bersikap kasar!”
Sammuel menghembuskan asap cerutu dan mulai berhitung..
“101”
“91”
“81”
-71-
“G….”
Ketika berhitung sampai enam, ponsel Sammuel tiba-tiba berdering. Ia tertegun sejenak, lalu
mengangkat telepon dengan sedikit ragu…
Orang di seberang telepon cukup mengatakan satu kalimat sudah mampu membuat raut wajah
Sammuel berubah.
la lekas menjawab, “Tuan Lorenzo, kurasa kamu salah paham…”
“Anda tenang saja, aku paham aturan bisnis.”
Orang itu mematikan telepon, Sammuel lekas memberi tanda meminta semua orang mundur. Tidak lagi
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmenghalangi jalan Tracy.
“Kakakku yang meneleponmu?”
Tracy sangat terkejut, tak disangka di momen kritisnya, kakaknya menghubungi Sammuel langsung.
Bagaimana ia bisa tahu dirinya jatuh ke dalam tangan Sammuel?
Teleponnya barusan itu, jangan-jangan ingin memastikan keamanannya?
“Aku hanya mencari uang, tidak mencelakai nyawa.” Sammuel menatap Tracy, “Selama kamu bekerja
sama dengan baik, putramu akan baik-baik saja. Tapi, jika kamu ingin menghalangi aku mendapatkan
uang, maka akhirnya akan sulit diprediksi.”
“Kamu…”
“Pergilah.” Sammuel memberi gestur tangan mengusirnya.
Seorang pengawal membuka pintu dan mempersilakan Tracy keluar.
Tracy mengambil ponsel dan pergi. Ketika melewati pintu keluar, ia melihat pintu kamar sebelah. la tak
bisa
menahan diri untuk menoleh dan bertanya pada Sammuel, “Kenapa kamu ingin menjebak putrimu
sendiri?”
“Aku ini sedang membantunya.”
Sammuel berkata dengan tegas,
Walaupun ia tak menjelaskan, tetapi Tracy paham. la ingin Frisca menikah dengan “Daniel”, menempati
posisi Nyonya Wallance. Dengan begitu, dapat dengan mudah mewarisi aset keluarga Wallance…