Bab 1786
“Cerewet.” Dewi menatap tidak puas padanya.
“Sebaiknya kamu tidak perlu bertanya tentang hal ini.” Jasper mengingatkan lagi, “Tadi aku sudah
memberitahumu, tidak ada untungnya bagimu kalau mengetahui terlalu banyak.”
“Kamu cerewet sekali.” Dewi sudah tidak bisa menahannya lagi, “Seorang lelaki dewasa, tetapi begitu cerewet
“Aku...”
“Aku juga tahu, tidak perlu kamu katakan.” ujar Dewi berspekulasi, “Dia memelihara begitu banyak hewan liar di
halamannya, seharusnya dia ingin menjinakkan hewan-hewan itu dengan metode ilmiah.
Dia memang hebat, kemampuannya luar biasa, bisa berpikir jernih, tapi dia hanya memiliki sedikit bakat dalam
hal menjinakkan hewan ini, tidak banyak.
Karena saat dia memanggil gerombolan serigala tadi, aku bisa melihat itu pertama kalinya dia mencobanya.”
“Bagaimana kamu bisa tahu?”
“Omong kosong.” Dewi menatap kesal padanya lagi, “Aku dibesarkan oleh serigala.”
Dia langsung tertegun begitu selesai mengatakannya, ya, ternyata dia ingat bahwa dia dibesarkan oleh serigala.
Meski amnesia, kadang ada beberapa ingatan bawah sadar yang mendadak muncul di pikirannya dan sebagian
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtbesar adalah nalurinya dari alam bawah sadarnya.
“Ternyata begitu.” Jasper sangat terkejut, “Pantas saja kamu bisa berinteraksi dengan hewan.”
“Tuan Dewi, kamu sangat hebat.”
Sonny menatap Dewi penuh kagum.
“Hebe.” Dewi tersenyum ke arahnya, lalu bertanya pada Jasper lagi, “Tapi, saat dia memanggil gerombolan
serigala, itu benar-benar terlalu berbahaya, bagaimana kalau tidak berhasil, bukankah dia bisa dihabisi?”
“Kami juga merasa itu berbahaya.” Jasper terlihat sedikit bersalah saat membahas ini, “Untung saja Tuan
berhasil memanggilnya dan Jeff juga datang lebih awal, kalau berharap aku dan Sonny keluar dari hutan dulu
baru memberi tahu lokasi, maka semuanya akan terlambat.”
“Meski berbahaya, akhirnya tetap menang.” Dewi tersenyum, “Saat seteru bertemu, yang beranilah yang
menang. Kadang kemenangan ditentukan oleh keberanian!”
Dewi merasa kagum saat mengatakan ini, “Tapi, seharusnya dia sudah merencanakan semuanya dari awal.”
“Benar, kami juga baru saja mengetahuinya, Tuan sengaja menyuruh Jeff memeriksa hal lain dengan tujuan agar
mafia menurunkan kewaspadaan mereka ...."”
Jasper segera berhenti sebelum menyelesaikan kalimatnya, lalu berkata singkat, “Pokoknya Tuan sudah
Jasper dan Sonny juga menaiki mobil ini, lalu mobil pun dikemudikan menuruni gunung.
Helikopter yang ada di belakang juga mulai naik perlahan-lahan dan menerbangkan dedaunan, bunga dan
rerumputan yang ada di sekitar.
Dewi membuka jendela dan mengeluarkan kepalanya, lalu menengadah ke langit sambil menyipitkan
matanya.
Lorenzo yang mengenakan kacamata hitam terlihat sangat keren saat duduk di dalam helikopter.
Dia menatap ke arah pria itu dan samar-samar seperti merasa entah kapan dia pernah mengalami kejadian
yang sama.
Sepertinya pria itu juga ada di helikopter dan dia menatap pria itu perlahan pergi dari dalam hutan.
Tunggu sebentar.
Dia baru saja mengenal pria itu, bagaimana mungkin punya pengalaman seperti ini dengan pria itu?
Pasti dia yang tidak bisa berpikir jernih.
Dewi kembali memusatkan pikirannya, agar dia tidak berpikir sembarangan lagi.
Mobil dikemudikan dengan cepat, meski jalan gunung ini tidak rata, pemandangan di kedua sisi membuat
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmperasaan sangat nyaman saat melihatnya!
Awalnya Dewi ingin tidur, tetapi dia terpesona oleh pemandangan indah ini dan akhirnya bersandar di jendela
sambil menikmatinya.
“Tabib Dewi, terima kasih untuk kejadian semalam, tapi ada satu hal yang harus kukatakan padamu.”
Jasper menyodorkan sebotol air, lalu mengingatkan sambil tersenyum, “Ada beberapa hal meski sudah
melihatnya, tetap jangan menyebarkan dan menanyakannya lebih lanjut. Tidak ada untungnya bagimu kalau
mengetahui terlalu banyak....”
“Omong kosong.” Dewi memotong perkataannya dan berkata dengan dingin, “Aku tidak tertarik pada hal-hal itu,
tapi aku telah menolong kalian semalam, tidakkah seharusnya memberikan sesuatu untuk berterima kasih?”
“Eh...” Jasper termangu, ini pertama kalinya dia melihat gadis yang begitu lugas dan mencintai uang.
Namun, benar yang dikatakan Tuan, orang yang bisa diatasi dengan uang sangat sederhana.
“Terkait bayarannya sama sekali tidak masalah, nanti aku akan menanyakannya pada Tuan ....."
“Berikan beberapa puluh milyar saja.” Dewi menggoyang-goyangkan tangannya, seperti mudah diajak
berdiskusi, “Kita sudah begitu akrab, tidak perlu begitu perhitungan!”
“Eh ..."” Jasper tidak bisa berkata apa pun.
“Oh ya.” Dewi teringat sesuatu dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Bagaimana bisa pria itu memanggil
gerombolan serigala?”