We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1816
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1816

“Panti asuhan?”

Dewi tercengang sejenak. Tiba-tiba ia teringat bahwa dja punya sebuah misi, yaitu mau membuat anak yatim

piatu di seluruh dunia memiliki sebuah keluarga

Karena itu, dia membangun banyak Panti Asuhan di seluruh dunia.

“Benar, kamu sudah membangun 118 panti asuhan, setiap tahun harus menginvestasikan sejumlah besar dana.

Kamu mengobati penyakit, menerima biaya pengobatan yang besar, semuanya adalah untuk membiayai anak-

anak itu .....

Tiga bulan yang lalu, panti asuhan di Negara Yurelia mengalami bencana alam, mengalami banyak masalah dan

membutuhkan banyak uang, maka kamu menerima proyek Pangeran Willy. Tidak disangka kamu mengalami

kecelakaan dalam perjalanan pulang ...."”

“Pantas saja, aku sama sekali tidak bisa menghamburkan uang, tapi malah begitu menyukai uang.”

Dewi langsung sadar bahwa hasratnya terhadap uang benar-benar terukir dalam tulangnya. Asalkan ada

kesempatan, dia pasti ingin mendapatkan uang.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Tapi, dia sendiri tidak bisa menghamburkan uang sama sekali....

Kadang dia juga merasa bingung, tidak tahu untuk apa dia mencari begitu banyak uang. Akhirnya sekarang dia

mengerti.

“Karena kamu anak yatim, jadi tidak ingin melihat anak-anak lain tidak punya tempat tinggal. Saat kamu umur

18 tahun, kamu mendirikan Saint Foundation, mendirikan panti asuhan di seluruh dunia secara bertahap.

Selama beberapa tahun ini, kamu bertanggung jawab mengobati penyakit dan mendapatkan uang. Untuk

masalah organisasi dan panti asuhan, aku, Bibi, dan Paman Joshua yang membantumu mengurusnya.”

Saat mendengar nama-nama yang familier ini, terlintas wajah-wajah akrab di benak Dewi ...

“Apa sekarang sudah ingat? “Brandon bertanya.

“Ingat sebagian. Oh ya, apa sekarang kita kekurangan uang?” Dewi kembali ke akal sehat, berkata dengan

tergesa-gesa, “Beri tahu aku nomor rekeningmu, aku akan mencari waktu untuk mentransfernya.”

“Bukankah terjadi sesuatu padamu? Kamu masih punya uang?” Brandon sangat terkejut.

“Meski terjadi sesuatu, aku juga tidak akan lupa mencari uang.” Dewi berkata dengan bangga, “Sekarang aku

punya cek senilai 20 juta dolar, dan beberapa hari lagi akan ada 100 juta dolar lagi.”

“Hebat sekali.” Brandon memujinya dari lubuk hati, “Tapi, takutnya uang itu masih tidak cukup. Ada sebagian

panti asuhan mengalami bencana alam, harus dibangun kembali... Juga ada beberapa tempat sedang ada

penyakit menular, anak-anak itu harus dipindahkan

“Butuh berapa banyak? Apa dulu aku punya tabungan?” Dewi segera bertanya.

“Uang di rekeningmu hampir habis, tapi kamu punya sebuah brankas di Bank Swedoland, di dalamnya terdapat

koleksi langka, lukisan terkenal, dan perhiasan berharga, semua itu kamu dapatkan dari mengobati penyakit

para konglomerat dan bangsawan.

Semua itu adalah kekayaan yang sangat besar. Sebelum kecelakaan itu, kamu bilang mau kembali ke Swedoland

mengambil beberapa barang untuk dijual, untuk menambahkan uang di rekening. Brankas itu punya sebuah

kunci khusus, itu adalah kalung salib emas hitam yang ada di lehermu ...."”

“Oh

Dewi tercengang, ternyata kalung itu begitu penting.

“Kawan, kalung itu jangan sampai hilang. Kalau hilang, kamu tidak bisa membuka brankas. Semua yang ada di

dalam brankas itu adalah hartamu. Selama bertahun-tahun ini, semua uang yang kamu dapatkan dari

mengobati orang disimpan di sana ...."

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Ada berapa?” Dewi segera bertanya, “Apa ada sebanyak 100 juta dolar?”

“Lebih dari itu.” Brandon berkata dengan serius, “Kamu boleh menghilangkan apa pun, tapi tidak boleh

menghilangkan kalung itu ...."

“Aku tahu.”

Dewi menyipitkan mata, emosi sampai menggerakkan gigi, keterlaluan, pantas saja si bajingan Lorenzo mau

merebut kalungnya, ternyata kalung itu begitu berharga ....

Keterlaluan!

“Kawan, sebaiknya aku ke sana bertemu denganmu. Sebenarnya kamu ada di Las Vegas atau San Fransisco?”

Brandon bertanya dengan cemas.

“Sebelumnya di Las Vegas, sekarang di San Fransisco.” Dewi melihat lokasi di ponsel, “Tapi, sebaiknya kamu

jangan datang. Beberapa hari lagi, aku akan menghubungimu setelah membereskan masalah.”

“Sudah, begitu saja.”

Dewi langsung menutup telepon, diam-diam bersumpah dalam hati, harus segera mendapatkan kembali

kalung itu....