Bab 1908
Konvoi Lorenzo tiba di rumah sakit dan hendak naik saat Wezo dan yang lainnya bergegas turun dan melaporkan
dengan panik, “Tuan, Nona Wiwi tidak ada!”
“Apa?” Lorenzo kaget, wajahnya tiba-tiba berubah.
“Pergi ke mana?” Jasper buru-buru bertanya.
“Seharusnya kabur,” kata Wezo dengan cemas, “Nona Wiwi membuat staf medis yang sedang melakukan
pemeriksaan pingsan, lalu melompat keluar jendela ...."”
“Sudah periksa sekitar belum?” Jasper bertanya dengan cemas.
“Kami sudah menggeledah rumah sakit dan tidak menemukannya.” Wezo menunduk, merasa sangat bersalah,
“Tadi dia melakukan pemeriksaan, menyuruh kami tunggu di luar, kami tidak berani mendekat, jadi ....”
“Sampah!” Teriak Lorenzo dengan murka.
“Benar.” Wezo dan yang lainnya buru-buru berlutut, “Silakan jatuhi hukuman!”
“Sekarang bukan waktunya untuk menuntut pertanggungjawaban, lebih penting cari dia dulu,” Jasper berkata
dengan tergesa-gesa, “Cepat kalian cari video cctv dan lihat ke arah mana Nona Wiwi pergi.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Sonny sudah ambil ...."”
Begitu Wezo selesai bicara, Sonny berlari keluar dengan tergesa-gesa dan menyerahkan ponsel berisi video cctv
kepada Jasper.
“Nona Wiwi seharusnya menuju ke bandara. Aku sudah utus orang untuk menghubungi sopir taksi, seharusnya
akan segera ada hasilnya.”
“Segera ke bandara,” perintah Jasper dengan tegas.
“Baik.” Wezo segera bergegas ke bandara bersama rombongan.
“Hubungi bandara, semua penerbangan ditunda selama dua jam.”
Lorenzo memerintahkan dengan tegas, lalu naik mobil.
“Baik.” Jasper segera atur dan kemudian menenangkan, “Tuan, jangan khawatir, Nona Wiwi belum lama pergi,
bahkan jika dia sudah melewati pemeriksaan keamanan, seharusnya juga belum naik ke pesawat, pasti keburu.”
“Hubungi bandara untuk cari tahu, dia sudah naik pesawat atau belum,” perintah Lorenzo sekali
lagi.
“Baik ....” Jasper hendak menelepon, tapi tiba-tiba berhenti, “Tapi, kami bahkan tidak tahu nama asli Nona Wiwi,
bagaimana periksanya?”
Lorenzo tidak mengatakan apa-apa, hanya mengangkat ponsel dan menelepon.
Jasper penasaran dan entah siapa yang dia hubungi, sampai telepon tersambung dan terdengar suara yang
familiar, “L!"”
“Willy, siapa nama asli Wiwi?"
“Hah?” Willy jelas tercengang dan tidak bereaksi selama beberapa saat.
“Cepat katakan!!” Lorenzo mendesak dengan tidak sabar.
“Ini, dia tunanganmu, aku, bagaimana aku tahu....”
“Berhentilah pura-pura,” Lorenzo berkata dengan kesal, “Apa nama asli Tabib Dewi, cepat katakan!”
Saat ini, Willy benar-benar terpana, ternyata dia sudah mengetahui identitas Dewi.... “Willy ...”
“Dewi!”
“Kenapa hanya satu kata saja?”
“Dewi Leen!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Begitu Willy selesai bicara, Lorenzo menutup telepon dan mendesak Jasper, “Segera periksa.”
“Baik.” Jasper segera laksanakan.
“Cepat sedikit.” Lorenzo menatap jam tangannya, merasa sangat cemas.
Setelah selesai menelepon, Jasper bertanya pada Lorenzo dengan hati-hati, “Tuan, ternyata Anda sejak awal
mengenali Tabib Dewi.”
“Ciri-cirinya sejelas ini, bagaimana bisa tidak mengenalinya?” Lorenzo mengerutkan kening dengan ekspresi
yang rumit, “Sebenarnya dia tidak sengaja pura-pura, tapi aku yang tidak bisa menghubungkan kedua
identitasnya ....
“lya juga.” Jasper mengangguk, “Suara, tatapan, bahkan cara bicara dan gerak-gerik, semuanya persis sama.”
“Tidak.... Lorenzo tiba-tiba terpikir sesuatu dan segera memerintahkan, “Sebelumnya aku minta
kamu untuk beri tahu bandara, begitu ada penumpang keturunan Asia meninggalkan Kota Snowy, harus lapor
padaku, tapi tidak ada kabar dari mereka?”
“Tidak ada.” Jasper juga menyadari ada yang aneh, “Saat aku hubungi bandara tadi, mereka juga bilang dalam
satu jam ini tidak ada penumpang keturunan Asia yang melakukan check-in ...."”
“Mungkinkah terjadi sesuatu sebelum masuk bandara?” Wajah Lorenzo berubah drastis, “Segera periksa video
cctv di pintu masuk bandara.”
“Baik!”