Bab 2082 Mengadu
Malam itu, Dewi langsung memesan tiket ke Denmark, lalu menunggu telepon dari Lorenzo.
Di saat itu, Swedoland sedang tengah malam, tapi di tempat Lorenzo baru sore.
Harusnya, setelah mengurus urusan Juliana, Lorenzo meneleponnya dan menjelaskan padanya, tapi ia tidak
meneleponnya
Dewi sedikit putus asa, juga sedikit kesal.
Awalnya dia berpikir, jika Lorenzo meneleponnya, dia akan menjelaskan perihal besok akan ke Denmark, agar
dia tidak marah saat dia tahu nanti.
Tapi, berhubung Lorenzo juga tidak menjelaskan masalahnya dengan Juliana, menelepon pun tidak, Dewi pun
tidak ingin menjelaskannya lagi.
Mempertahankan sebuah hubungan adalah urusan dua pihak, bukan hanya urusannya seorang!!!
Pagi-pagi, saat sarapan, Dewi memberi tahu Brandon perihal ia akan pergi ke Denmark. Dia berpesan pada
Brandon untuk minum obat tepat waktu, juga harus ke panti asuhan setiap hari.
Brandon mengerutkan dahinya, “Kali ini, untuk apa kamu ke Denmark? Mencari Pangeran Willy itu?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Penyakitnya kambuh, bahkan lebih parah dari sebelum pengobatan. Selain itu, dia terikat di sana, tidak bisa
kembali, jadi aku harus ke sana.” Jelas Dewi.
“Apa begitu kebetulan?” Brandon tidak percaya, “Apa dia sengaja mencari alasan agar kamu ke sana?”
“Benar, benar. Dia baik-baik saja, kenapa harus minta Nona Dewi ke Denmark? Apa Tuan tahu?” Kelly buru-buru
bertanya.
“Aku belum bicara dengannya.” Dewi meminum susunya, “Tapi, perkiraanku, dia akan segera
tahu.”
Hari ini, Dewi sengaja membicarakan hal ini di meja makan, karena ingin memberi tahu Kelly.
Dia tahu jelas, Kelly akan selalu melaporkan semua hal tentangnya pada Jasper.
“Aku tidak menyukai Lorenzo, tapi aku lebih tidak menyukai Pangeran Willy.” Brandon mengeratkan kening, “Aku
selalu merasa dia tidak jujur.”
“Dia seorang serigala berbulu domba....” kata Kelly.
“Kalian berdua, cukup.” Dewi sangat marah, “Jangan bicarakan temanku seperti itu!!!”
“Maaf, Nona Dewi.”
Kelly buru-buru meminta maaf, aturan Keluarga Lorenzo sangat ketat. Dia yang awalnya selalu hati-hati dalam
bersikap dan bicara, dapat membedakan atasan dan bawahan, sekarang karena lama berada di sisi Dewi,
perlahan-lahan nyalinya semakin besar.
Brandon melihat tatapan tajam Dewi, tidak berani bicara apa-apa lagi.
“Setelah membereskan barang, aku sudah akan ke bandara.” Dewi meletakkan alat makannya dan berpesan.
“Kelly, saat aku tidak ada, bantu aku jaga Brandon baik-baik.”
“Ah, Nona Dewi, Nona tidak membawaku pergi bersama?” Kelly panik, “Tuan pernah berpesan, aku harus terus
berada disisimu dan menjagamu.”
“Sekarang aku keluar untuk mengurus sesuatu, tidak leluasa kalau kamu ikut.” Dewi agak kesal, “Kamu di sini
bantu aku jaga Brandon, itu adalah bantuan terbesar untukku.”
“Tapi...."”
“Tidak ada tapi, lakukan saja sesuai perkataanku.”
“Baiklah.” Kelly tidak berani bicara banyak lagi.
Dewi naik membereskan koper, Kelly memapah Brandon kembali ke kamar untuk istirahat, kemudian segera ke
kamarnya sendiri untuk menelepon Jasper.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Teleponnya berdering sangat lama dan tidak ada yang menjawab.
Sekarang jam 3 subuh di Kota Snowy, Kelly tidak yakin, apa Jasper sedang tidur.
Setelah menunggu setengah jam, Jasper juga tidak membalas pesannya, Kelly sangat panik.
Dewi turun setelah membereskan barangnya. Berpamitan dengan Brandon, lalu menyetir ke bandara.
Brandon merasa tidak tenang dan mengikuti dari belakang, serta berpesan, “Berhati-hatilah, kalau terjadi
sesuatu, telepon aku.”
“Aku tahu.”
Tanpa berbalik, Dewi melambaikan tangannya, menyetir mobil dan melaju pergi.
Ketika Kelly keluar dari kamar, dia hanya melihat bayangan mobil Dewi. Hatinya sangat panik dan buru-buru
menelepon Jasper lagi....
Kali ini, akhirnya teleponnya tersambung. Setelah melaporkan perihal Dewi ke Denmark pada Jasper, Kelly
bertanya dengan panik, “Nona Dewi sudah ke bandara, bagaimana ini?”
“Kalau sekarang kamu mau ikut, tentu sudah terlambat. Meski kamu mengejarnya, tidak ada gunanya.”
“Kalau begitu, bagaimana?”
“Aku laporkan pada Tuan dulu, lihat keputusannya.”