Bab 441
“Nona Tracy!” Perawat berpamitan dengan Tracy, lalu beranjak pergi.
Kamar pasicn kini hanya tersisa dua orang, Tracy dan Bibi Juni.
Tracy berjalan mendekat dan memegang tangan Bibi Juni, dengan penuh penyesalan berkata: “Akulah
yang sudah melibatkan bibi.”
“Anak bodoh, kita satu keluarga, untuk apa bilang melibatkan?” Bibi Juni berkata dengan marah,
“Sckali lihat, wanita itu bukanlah wanita baik–baik, dia angkuh dan dominan, setiap kata yang dia
ucapkan bisa menyakiti orang–orang.”
“Tapi...” Tracy sangat ingin menjelaskan perihal antara dirinya dengan Daniel, namun ia tidak tahu
harus meniulai darimana.
“Mengenai perasaanmu, tidak perlu dijelaskan pada orang lain” Bibi Juni menarik tangan Tracy, “Nona
punya pilihan sendiri, Bibi akan percaya padamu selamanya, kamu adalah wanita yang baik, tidak
mungkin melakukan sesuatu yang buruk.”
“Terima kasih, Bibi Juni... Tracy sangat terharu.
“Aku tadi icrus mengingat–ingat, siapa ayah wanita itu, kerena scpcrtinya pernah bertemu dengannya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtNamun, aku tetap tidak ingal.” Bibi Juni menepuk–nepuk kepalanya, “Aku pasti pernah bertemu
dengannya, pasti pernah...”
“Dia barusan menanyakan ayah, mungkinkah sebelumnya dia pernah bekerja sama dengan
ayah?”
Tracy merasa gerak geriknya agak anch, saat pertama kali bertemu dengannya, Jonson terus
menatapnya, bahkan ia mencari tahu namanya ke Ryan. i
Pada saat itu, ia masih mengira Jonson akan membela Linda, kini melihat apa yang Jonson katakan
cukup masuk akal. Ia scharusnya bukanlah orang yang jahat, hanya saja pertanyaannya barusan
cukup aneh, membuatnya sedikit tidak nyaman.
“Seharusnya bukan.” Bibi Juni menggeleng–gelengkan kepala, “Nona kan tahu, aku sudah melayani
Tuan selama beriahun–tahun, aku hampir tidak pernah mengunjungi kantor, Tuan juga tidak pernah
membawa rekan kerjanya mampir ke rumah, jadi jika memang rekan kerja, aku seharusnya tidak
pernah bertemu dengannya.”
“Iya juga.” Tracy menganggukkan kepala, “Sudahlah, jika tidak bisa ingat, maka tidak usah diingat–
ingat lagi, istirahatlah dulu, aku akan membelikanmu makanan.”
“Sayang sekali, sup buaian Nona, yang dimasak begitu lama, aku jadi tidak memakannya sesuap
pun.”
Bibi juni sangat sakit hati menatap sup dan tumis daging sapi yang berserakan di lantai.
“Tidak apa–apa, aku akan buatkan lagi besok
Tracy membelikan Bibi Juni makanan yang sama, sup dan tumis daging sapi, juga dua porsi nas
namun rasanya tidak sama seperti bualannya sendiri.
Meskipun bakpao dan nasi ketan ayam buatan Tracy gagal, namun ia cukup handal dalam memasak
sup dan tumis sayur mayur.
Yang terpenting adalah maksud hatinya tulus.
Tracy membujuk Bibi Juni untuk makan siang bersama, menemani dia merawat lukanya,
menemaninya tidur sebentar, lalu bergegas pulang.
Malam ini ada dua penampilan, awalnya adalah perayaan hari jadi perusahaan, Fenny memberitahu
bahwa ada penambahan satu penampilan.
Tracy buru–buru pulang ke rumah menaruh barang–barangnya, berganti pakaian, lalu bergegas
berangkat untuk tampil.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmHari ini Windy tidak bekerja, ia datang menemani dan membantu Tracy.
Dengan pendamping di sisinya, suasana hati Tracy membaik.
Jam sembilan, pertunjukkan secara resmi sclesai, ia mendapatkan bayaran, lalu mentraktir Windy
makan sate di restoran kecil terdekat.
Tracy menyerahkan program pengobatan yang diberikan Lily kepadanya, setelah Windy membacanya
dengan teliti, ia langsung membuat keputusan: “Kak, mohon sampaikan ke Dokter Lilly, aku akan
memindahkan ibuku ke sana, aku bersedia membayar berapapun itu biayanya.”
“Iya, aku juga berpikir seperti itu.” Tracy menganggukkan kepalanya, “Tidak perlu khawatir masalah
uang, kita bisa pikirkan bersama–sama, yang terpenting sekarang adalah bagaimana menyembuhkan
ibumu.”
“Terima kasih.” Windy merasa sangat terbaru.
“Bodoh, tidak perlu sungkan. Begini saja, besok datanglah ke Rumah Sakit Kasih, aku akan
memperkenalkanmu dengan Dokter Lily, kamu bisa mendiskusikan kondisi penyakit ibumu
dengannya, sekaligus memeriksa tanganmu.”
“Baiklah, terima kasih, kakak.
Setelah selesai makan cemilan malam, Tracy bergegas pulang. Ia terus memikirkan, apakahı Daniel
akan menunggunya seperti kemarin malam, tepat jam sepuluh di lantai bawah?