Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 378
Bab 378
Tracy menoleh ke belakang, ternyata Linda, dia mengenakan setelan putih modis dengan
Temperamen dingin dan menawan, dengan seringai mengejek di bibirnya sambil menatapnya dalam–
dalam.
“Halo, Presdir Linda!” Tracy inenundukkan kepala, lalu menyapa, dan hendak pergi.
“Ambilkan segelas kopi.” Linda memerintahkan dengan sombong, “Kopi Americano, tanpa gula!”
“Presdir Linda, aku dipindahkan ke ruang dokumen.” Tracy menjawab dengan santai.
“Lalu kenapa?” Linda mengangkat alisnya dan mencibir, “Aku memintamu, tidak kamu kerjakan?”
“Sebagai karyawan di ruang dokumen, aku tidak bertugas menuang dan mengantar teh...”
“Diam!” Tracy diinterupsi oleh perkataan dingin sebelum dia sclesai bicara.
Winnic berjalan dengan cepat dan memberi perintah dengan tegas: “Presdir Linda memintamu untuk
menyiapkan kopi, pergilah, kenapa begitu banyak omong?”
Tracy menatap Winnic dengan heran, tidak mengerti kenapa sikapnya tiba–tiba berubah, meskipun dia
enggan, tapi dia tetap menundukkan kepala dan pergi ke pantri dengan terpaksa.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Harus digiling dulu.” Linda memerintah dengan sombong. “Aku tidak terbiasa minum yang siap saji!”
“Tenang saja, Presdir Lindi, aku sendiri yang akan mengawasinya,” kata Winnie dengan hormat.
“Jika Ibu Winnie yang mengerjakannya, tentu saja aku tenang.”
Linda tersenyum puas sambil berjalan menuju kantor presdir dengan langkali anggun.
Tracy sedang menggiling kopi di paniri dan pikiran rumit melonjak di hatinya...
Dia tidak mengerti kenapa sikap Winnie tiba–tiba berubah. Meskipun demi kebaikan bersama, dia telah
menegur Tracy sebelumnya, tapi kali ini ada sesuatu yang tidak beres...
“Kamu sudah dengar, kan?” Terdengar suara Winnie dari belakang.
Tracy menyadarkan dirinya dan berkata dengan lembut, “Kalian bicara dengan sangat keras, tidak
mungkin aku tidak mendengarnya.”
“Kalau sudah tahu, buatlah kopi yang enak dan antar ke Presdir Linda.”
Winnic dengan serius memperingatkan, lalu berbalik dan pergi.
Tracy menatap punggungnya sambil menghela napas dalam–dalam.
Segera, dia mengetuk pintu ruang kantor prcsdir sambil membawa kopi yang baru discduh.
“Masuk!” Ryan menjawal).
Tracy masuk sambi membawa kopi, Ryan yang sedang menunggu di dekat pintu, tertegun sejenak,
tapi dia bereaksi dengan cepat dan mengulurkan tangan untuk mengambil kopi: “Serahkan saja
padaku, keluarlah dan lanjutkan pekerjaanmu.
Ryan sangat pintar, dia bisa melihat sckilas bahwa Linda sengaja mempersulit Tracy.
“Terima kasih.” Tracy meliriknya sambil berterima kasih dan hendak pergi.
“Berhenti!” Linda memanggil Tracy.
Tracy berhenti dan menundukkan kepala sambil menunggu perintahnya.
Daniel membaca dokumen dan tidak bereaksi apapun.
Sebaliknya, Ryan agak gugup karena takut Linda akan membuat masalah lagi.
“Terima kasih!” Linda akhirnya berbicara, tapi hanya mengatakan ini.
Tracy agak terkejut, lalu menjawab, “Sama–sama!”
Lalu berbalik dan pergi...
Ryan menghela napas lega dan membawakan kopi ke Linda: “Nona Linda, ini kopi Anda.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Terima kasih.” Linda menyesap kopinya, “Agak panas, nanti aku minum.”
Setelah itu, dia terus meneriksa dokumen bersama Daniel...
Ryan agak bingung. Linda tidak mempersulii Tracy, jadi kenapa memintanya untuk mengantarkan
kopi? Apakah hanya demi gengsi?
“Daniel, ayahku juga akan datang ke konferensi pers jam 1 siang.” Linda tiba–tiba berkata, “Apa kamu
keberatan?”
“Aku tidak keberatan.” Daniel agak terkejut, “Kapan Paman Jonson datang ke Kota Bunaken? Kenapa
kamu tidak memberitahuku?”
“Pagi ini kembali bersamaku.” Linda berkata sambil tersenyum, “Dia pergi minum teh pagi dengan
kakck, kakek tidak inemberitahumu?”
“Kamu tidak perlu menjclaskan banyak hal kepadaku tentang kakek.” Daniel melihat jam langannya,
“Masih ada yang harus aku urus dulu, nanti kita makan siang bersama.”
“Kalau begitu aku pergi dulu.” Linda mengambil kopi dan menycsapnya lagi, lalu membereskan
dokumen dan pergi, “Aku akan menunggumu di restoran di lantai 17?”
“Ok.” Daniel mengangguk dan memerintahkan, “Antar Nona Linda keluar.”
“Baik.” Ryan datang dengan hormat, “Nona Linda, silakan!”