We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 1256
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1256 Sang Pangeran tiba

Ekspresi Philip membeku.

Di Gnome, dia benar–benar tidak bisa melakukan apapun yang dia inginkan dengan seenaknya.

Setelah terjadi keheningan sejenak lalu dia menggertakkan giginya dan berkata, “Tuan Frans, kau harus memberi

kami penjelasan atas masalah ini!”

“Kau telah menghina kami dengan membiarkan pemuda benalu ini duduk bersama dengan kami!”

“Kak Philip, bagaimana menurutmu?”

Philip menganggukkan perlahan dan menatap Reva dengan ekspresi bermusuhan.

Philip ini juga adalah orang yang sombong dan saat mengetahui Reva ini bukan siapa–siapa dan tidak memiliki latar

belakang serta status yang baik maka dia juga tidak akan menganggap sebelah mata si Reva ini.

“Sampah seperti ini sama sekali tidak punya hak untuk duduk di sini!”

“Tuan Frans, aku harap kau bisa mengusirnya!”

“Kalau tidak berarti kau telah menghina sepuluh keluarga terpandang dari provinsi Sussex–ku!”

Philip berkata dengan dingin.

Frans tidak bisa menahan amarahnya dan baru saja dia hendak memaki,

Ketika pada saat ini terdengar suara yang menghina dari luar, “Menghina sepuluh keluarga terpandang dari

Sussex-

mu?”

“Brengsek, memangnya apa yang bisa kau lakukan kalau aku menghina seluruh sepuluh keluarga terpandang dari

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

provinsi Sussex–mu itu?”

Sambil berbicara, sekelompok orang berjalan masuk dengan angkuh.

Orang yang berjalan di depan itu adalah pangeran.

Dia masuk dengan tatapan acuh dan langsung berjalan lurus ke arah Philip dibawah tatapan semua orang.

“Bocah, apa kau masih ingat dengan aku?”

Ekspresi Philip langsung memucat.

Tentu saja dia ingat dengan sang pangeran.

Provinsi Sussex sangat berdekatan dengan kota Amethyst.

Dua tahun yang lalu, sang pangeran yang sedang bosan bermain di kota Amethyst lalu pergi ke Sussex untuk

bermain..

Pada saat itu terjadi banyak konflik dengan orang–orang di provinsi Sussex.

Dan salah satu dari mereka adalah Philip Grant.

Pada saat itu, tuan muda dari sepuluh keluarga terpandang di Sussex bersekongkol untuk bersiap–siap membuat

perhitungan dengan pangeran.

Namun pada akhirnya mereka gagal menangani sang pangeran kemudian malah dihukum berat oleh sang

pangeran.

Dari antara mereka semua, pewaris dari keluarga terpandang itu bahkan dibunuh oleh sang pangeran.

Keluarga terpandang itu sangat marah sekali dan mengirim anak buahnya untuk menangkap sang pangeran

malam itu juga agar bisa membalaskan dendamnya.

Dan akibatnya, Laba–laba beracun itu marah.

Laba–laba beracun langsung membawa anak buah ke provinsi Sussex dan membantai seluruh anggota keluarga

terpandang tersebut malam itu juga.

Pada saat itu, sembilan keluarga terpandang lainnya di Sussex berencana untuk bersatu dan melawan Laba – laba

Beracun.

Namun, pada saat itu Flair juga segera bergegas ke provinsi Sussex dan menyuruh mereka pergi ke sebuah

pertemuan atas perintah lisan dari Gema Francis, raja dari negeri Moreina.

Orang–orang dari Sussex itu tidak ada yang berani membantah perintah dari Gema Francis. Mau tak mau mereka.

hanya bisa pergi ke pertemuan itu dengan patuh.

Namun tidak ada yang dibicarakan dalam pertemuan itu.

Saat mereka pulang, keluarga terpandang itu sudah musnah semuanya.

Pada saat itu akhirnya mereka mengerti.

Gema Francis sangat mendukung Laba – laba beracun.

Sejak saat itu, kesepuluh anggota keluarga dari provinsi Sussex sangat iri kepada Laba – laba beracun dan tidak

pernah. berani menyinggung Laba–laba Beracun lagi.

Sedangkan sang pangeran juga sangat mendominasi di provinsi Sussex dan tidak ada yang berani menyinggung

dirinya.

Philip adalah orang yang pernah mengalami kejadian itu sehingga dia sangat mengerti tentang kengerian dari

perangai. sang pangeran.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Oleh karena itu, saat melihat sang pangeran, dia langsung merasa seperti tikus bertemu dengan kucing dan dia

langsung gemetaran karena ketakutan.

“Pa… pangeran? Tumben sekali kau datang ke sini?”

“Aku benar–benar minta maaf. Aku… aku tidak tahu kau ada disini, jadi tolong maafkan aku karena tidak sempat

menyambutmu!”

Philip menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Jejak kesombongan yang tadi itu sudah tak terlihat lagi di

wajahnya.

Pangeran meludahinya dengan jijik, “Cihh, sampah seperti kau pun berani bersikap sombong sekarang!”

“Masih berani bilang hendak mengusir orang? Masih berani bilang orang lain menghina sepuluh keluarga

terpandang dari provinsi Sussexmu?”

Philip berkata dengan canggung: “Pangeran, maksud… maksud aku bukan kau.”

“Yang aku maksud adalah anak itu!”

Sambil berbicara Philip menunjuk ke arah Reva dengan jarinya dan menatap Reva dengan tajam. “Kenapa kau

masih belum enyah dari sini juga?”

“Jangan merusak suasana hati sang pangeran!”

Sang pangeran mendengus dingin lalu berjalan tepat ke depan Reva sambil meletakkan tangannya di bahu Reva,

“Oh yahh, aku lupa memperkenalkannya kepadamu.” “Ini Reva, dia adalah saudaraku yang paling baik!”

“Dengarkan baik–baik, saudara yang baik, saudara yang sangat baik!”

“Sang pangeran tidak akan pernah mengakui siapapun dalam seumur hidup ini. hanya dia satu–satunya orang yang

aku akui!”

“Apa kau yakin, kau ingin menyuruhnya enyah?”