We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bad 751
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 751

Salsa agak heran saat Arya baru akan menyalakan mesin mobil dan memerhatikan dia menyorongkan tubuh dan

menyandarkan dada bagian atasnya pada sisi Salsa.

Langsung saja, matanya yang cantik membelalak dan bulu matanya bergerak-gerak liar. Setelah itu, Salsa

menutup matanya secara naluriah dan menunggu kecupan darinya.

Di saat itu, dia mendengar suara tawa. Tak lama kemudian, Salsa merasa seseorang menarik sabuk pengamannya

dan memasangnya.

Sambil tersipu, Salsa sangat berharap bumi segera menelannya. Setelah itu, Arya memegang wajah mungil Salsa

dengan telapak tangannya yang lebar dan dominasinya segera menelan perempuan itu saat dia mendaratkan

kecupan manis selamat pagi pada bibirnya.

“Saya takut bila tidak menciummu kamu akan kecewa,” kata Arya dengan nada menyebalkan.

“Kamu mengambil keuntungan dari saya tetapi menganggap perilakumu dapat dibenarkan, hah?” Salsa membalas

dengan suara rendah.

Menanggapi hal itu, Arya tertawa lepas. Saat itu dia tidak sedikitpun terlihat seperti tuan muda dari keluarga kaya-

raya; dia layaknya bocah laki-laki kekanakkan di depan perempuan yang dicintainya.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Berhentilah tertawa! Ayo!” desak Salsa.

Telapak tangan Arya yang besar dengan anggun bermanuver pada roda kemudi saat melaju ke luar dari area

parkir.

Sementara itu, di dalam rumah Salsa, Emma segera saja menangkap isyarat yang menggelitik rasa ingin tahunya.

Mengapa ada dua buah sikat gigi pada baskom di kamar mandi? Juga ada dua handuk dan salah satu warnanya

adalah milik laki–laki.

Emma mulai mencari-cari dan tak lama kemudian menemukan sepasang sendal kamar laki-laki dan bahkan

sepasang sepatu kets. Pada saat itu, dia menyadari alasan mengapa Salsa mendesak untuk keluar dari rumah

ibunya – dia sudah punya kekasih dan keduanya saat ini tinggal bersama.

Emma terhenyak sejenak karena sama sekali tidak mengira Salsa tiba-tiba telah menjelma menjadi seorang

perempuan yang telah memiliki seorang kekasih.

Ahh! Sebagai orang tua, kita tidak bisa mencampuri urusan sampai sejauh itu, jadi saya rasa hanya bisa

memintanya membawa kekasihnya ke rumah ketika saatnya tiba nanti. Kemudian, kita baru bisa menilai

kepribadiannya dan mendapatkan informasi lebih banyak mengenai latar belakang keluarganya.

Emma memutuskan untuk tidak mengungkap rahasia Salsa untuk sementara waktu dan menghindar agar Salsa

tidak merasa kikuk. Dengan begitu, dia memutuskan untuk pulang ke rumah dan mendiskusikan hal itu dengan

Donni sebelum bertanya lebih lanjut pada Salsa tentang apakah dia akan membawa laki-laki misterius

itu ke rumah.

Setelah mengantar Jodi ke sekolah, Tasya memutuskan bahwa ada sesuatu yang harus dilakukannya. Dia harus

mempersiapkan sebuah pertemuan dan mengundang para tetua dan juga mereka yang berada pada posisi penting

dari keluarga besar Prapanca. Pada kesempatan itu dia juga harus mengungkapkan apa yang telah dilakukan

Lantoro dan keluarganya dan mengemukakan peringatan bagi setiap orang.

Jelas sekali, dia tidak berharap hal yang sama akan terjadi kembali. Bila ada yang berani mengusik keluarganya,

maka mereka akan menghadapi konsekuensinya.

Elan tidak akan turut campur dalam masalah ini karena sudah menyerahkan semuanya ke tangan istrinya. Dia

hanya akan berperan sebagai pendukung yang tegar dan membantu dari belakang.

Pada pukul 09:00 pagi, siapa saja yang akan menghadiri pertemuan itu telah menerima notifikasi. Biasanya,

sebagian generasi yang lebih tua, yang beranggapan bahwa diri mereka lebih tinggi karena faktor usia, akan

mengirimkan anak-anaknya sebagai utusan atau perwakilan. Alasannya adalah mereka bermaksud menekankan

stasus sebagai tetua Tasya.

Ini adalah cara tak-terucapkan mereka untuk melawan perempuan muda, yang adalah Nyonya Muda Keluarga

Prapanca.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Di ruang pertemuan Grup Prapanca dengan kapasitas tiga puluh orang, setiap wakil keluarga yang hadir pada

pertemuan itu telah berkumpul bersama pada 10:30 pagi. Di antara mereka adalah Jeremi yang hadir mewakili

ayahnya.

Mereka semua sudah mendengar apa yang dilakukan oleh Lantoro dan Luna, maka tinggal menunggu dengan

gugup setelah menyimpulkan alasan Tasya mendadak mengadakan pertemuan hari ini.

Pada 10:32 pagi, suara sepatu hak tinggi terdengar ritmis di luar pintu menuju ruang pertemuan.

Tak lama kemudian, Tasya muncul dengan setelan yang dibuat khusus yang begitu anggun dan melangkah masuk

ke dalam ruang. Rambutnya yang panjang bergelombang di belakang dan tampak begitu anggun dan beraura

kekuasaan sebagai nyonya dalam keluarga. Dia tidak punya niat untuk menutupi auranya yang begitu dominan dan

juga tampak tidak hadir dalam pertemuan ini sebagai generasi Prapanca yang lebih muda; Dia tampil dalam

pertemuan ini sebagai Nyonya Muda Keluarga Prapanca yang mulia. Siapapun di ruang itu akan berkesimpulan

sama hanya dengan merasakan getaran aura yang dipancarkan olehnya.

Selanjutnya, dia mengambil tempat duduk di tengah ruang dan menyapukan pandangannya ke sekeliling,

memerhatikan mereka yang hadir. Dia berhenti sejenak dan menimbang dengan raut muka serius sebelum

berucap, “Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang ke pertemuan yang saya atur ini.”

“Tasya, mengapa memanggil dan mengumpulkan kami semua ke sini untuk pertemuan darurat?” seorang

perempuan usia lima puluhan berbicara dan memanggil nama Tasya seolah dia bukan Nyonya Prapanca.