We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1286
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1286

“Tuan Daniel, ada yang ingin dilaporkan.” Terdengar suara Ryan dari luar.

“Kamu berbenahlah pelan–pelan, tidak usah buru–buru.” Daniel mematikan puntung rokok dan berjalan

ke luar, “Anak–anak di halaman.”

“Iya.” Tracy menjawab dan mengantarkan ke luar menggunakan pandangannya.

Daniel keluar dari kamar, Naomi membawanya dan Kyan ke ruang kerja. Membawakan air mineral untuk

kedua orang itu, lalu keluar dari ruangan itu.

“Ada apa?” tanya Daniel sambil mengernyitkan kening.

“Tuan Besar Louis bergabung dengan pemegang saham lain, mereka ingin mengusir Nona Tracy dari

proyek stadion, mereka sudah meminta pengacara menyusun dokumen hukum, tinggal menunggu Anda

tanda tangan, Pengacarafocy barusun menelepon, menanyakan kapan Anda ada waktu, ingin

memperlihatkan kepada Anda isi dokumen itu.”

Ryan membuka tablet, “Ini adalah soft–copynya.”

“Tak usah pedulikan.” Daniel mengernyitkan kening dengan kesal, “Senin depan baru diatasi.”

“Baik.” Ryan menyimpan kembali tabletnya, “Masih ada satu hal lagi.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Katakan.“ Daniel agak tak sabar.

“Thomas sudah menemukan Tabib Hansen, ia masih ada di Kota Bunaken...” Ryan berkata dengan

suara dingin, “Lebih baik Anda segera ke sana, jangan menunda waktu lagi.”

“Masalah ini tak bisa dibicarakan lain waktu? Harus sekarang?” Daniel menatapnya dingin.

“Malam ini Tabib Hansen akan kembali ke Kota Tua, Thomas tak mudah membujuknya tetap tinggal.”

Ryan panik, “Selain itu, Thomas bilang tubuh Tabib Hansen sudah tak fit, keadaannya semakin buruk.

Jika ditunda lagi, takutnya....”

“Sudahlah.” Daniel menyela ucapannya dan melirik jam tangan, “la di mana?”

“Di pinggiran utara Kota Bunaken, “ Ryan berkata, “Aku sudah memeriksanya, perjalanan ke sana

membutuhkan waktu tiga jam.”

“Berangkat setelah makan siang.” Daniel masih ingin menemani Tracy dan anak–anak.

“Tapi....”

“Jangan banyak omong.” Daniel menendang kaki Ryan, “Akhir–akhir ini kamu semakin mirip nenek–

nenek.”

“Baik.” Ryan menundukkan kepala dengan lesu, tak banyak bicara lagi. Ia dan Thomas sangat

mencemaskan kesehatan Daniel, tapi mereka juga tak bisa berbuat apapun.

Daniel berjalan keluar dari ruang kerja. Ketika hendak turun ke bawah, ia menyadari Naomi

sedang mengatakan sesuatu kepada Tracy di lantai atas, “Siapkan mobil, satu jam lagi berangkat.”

perintah Tracy.

“Terus anak–anak...”

“Sekarang aku akan menemani mereka, tapi...”

Hati Tracy sangat tidak rela ketika memikirkan anak–anak, jadi ia menoleh bertanya pada Daniel,

“Sekarang aku harus menjenguk Tabib Hansen, bisakah membiarkan anak–anak tinggal di sini beberapa

hari?”

“Bukankah lebih baik jika kamu kembali tinggal Bukit Haruna sisi utara?” Daniel mengernyitkan kening,

“Tinggal di sana lebih praktis, kenapa harus tinggal di tempat jauh begini.”

Tracy tak bicara, ia juga tahu tingga di Bukit Haruna sisi utara lebih praktis, tapi bukankah ia harus

menjaga jarak dengan Daniel?

Tidak bisa berbaikan langsung hanya karena pria ini pernah menyelamatkannya sekali, kan?

Jika kakak kembali, bukankah ia akan marah?

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Sudahlah.” Daniel tidak ingin membahasnya lagi, “Kebetulan sekali aku juga ingin mengunjungi Tabib

Hansen, kita pergi bersama saja.”

“Benarkah? Kalau begitu anak–anak...”

“Tinggal di sini akhir pekan, minggu malam pulang.” Daniel melangkahkan kaki berjalan keluar, “Aku

tunggu di mobil! Berangkat lebih awal!”

“Oke.” Tracy sangat bahagia, ia lekas berlari ke halaman mencari anak–anak, “Carlos, Carles, Carla!!”

“Mami...” Tiga anak berlari menerjang ke dalam pelukannya dan memeluk kakinya, “Akhirnya bisa

bertemu dengan Mami, kami rindu sekali.” seru mereka dengan bahagia.

“Anak baik, Mami juga merindukan kalian.” Tracy berjongkok dan memeluk anak–anaknya dengan

antusias, “Kalian datang, kenapa tidak ke atas cari Mami? Mami tidak tahu kalian datang.”

“Papi bilang jangan mengganggu Mami istirahat.”

“Mami kurusan!”

“Kenapa Mami tidak pulang ke rumah? Di sini jauh sekali, hari ini kami berangkat subuh–subuh sekali

dan sekarang baru sampai..”

“Benaf, Mami. Pulang saja!”

“Jika Mami tidak ingin pulang, Mami juga boleh tinggal di vila sisi utara. Di sana lebih dekat dengan

kami.”