We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1361
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1361

Hati Tracy ikut sakit mendengar suara tangisan Carlos, dia merasa sangat bersalah. Jika tadi Daniel

tidak mendorongnya, jika yang terluka adalah dirinya, mungkin dia tidak akan begitu sedih…

“Mami, Mami bicaralah.”

Carlos masih bertanya sambil menangis.

“Carlos, Papi mengalami luka luar, tidak berbahaya, Mami sedang menemaninya di rumah sakit, tidak

akan ada masalah. Mami berjanji padamu, pasti akan pulang besok pagi.”

Tracy menenangkan Carlos dengan sabar.

“Tapi…”

“Harus percaya pada Mami.” Tracy melanjutkan dengan tegas, “Jangan sampai adik–adik tahu.”

“Baiklah, aku mengerti…”

Meski merasa sangat khawatir, Carlos tetap mematuhinya dan menenangkan emosinya. Papi dan Mami

tidak di rumah, dia adalah anak tertua, harus memikul tanggung jawab untuk merawat adik–adik, dia

harus tegar.

“Mami tutup dulu, istirahatlah dengan baik, jangan khawatir.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Tracy langsung menutup telepon setelah memberi nasihat.

Tracy memahami karakter Carlos, anak ini sangat bertanggung jawab, dengan memberi tahu emosinya

bisa memengaruhi adik–adiknya, barulah dia bisa tenang.

Jadi, Tracy mengatakan hal itu padanya…

Sebenarnya dia merasa sangat bersalah di dalam hatinya. Jika bisa memilih, dia lebih ingin dirinya yang

terluka, juga tidak berharap Daniel yang terluka menggantikannya.

Rasa bersalah ini lebih menyesakkan daripada rasa sakit!

“Kak Carlos kenapa? Kenapa menangis?” Carles keluar untuk mencari Carlos dan menemukannya

sedang menangis tanpa suara di pojokan, lalu segera bertanya, “Apa yang terjadi?”

“Aku tidak apa–apa.” Carlos menghapus air matanya, tetapi ia tetap tidak bisa menahan rasa sedihnya,

“Kamu kembalilah temani adik–adik, jangan sampai mereka melihat ini.”

“Apa yang terjadi sebenarnya?” Carles menjadi panik, “Apa Papi dan Mami bertengkar? Atau Papi ingin

mencari Mami baru?”

Carlos mengangkat kepalanya dan menatap Carles dengan mata basah. Saat ini dia benar–benar

berharap dirinya bisa lebih polos dan bisa berpikir sederhana seperti Carles, jika begitu, mungkin

sekarang dia tidak akan begitu sedih.

“Kak Carlos…”

“Bukan itu.” Carlos mengelap air matanya dan berkata, “Carles, kelak kamu harus lebih pengertian,

mengerti?”

“Iya.” Carles terus–menerus menganggukkan kepalanya, “Aku akan lebih pengertian, juga patuh. Kak

Carlos jangan bersedih lagi.”

Carlos membuka mulutnya, seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya dia hanya menghela

napas.

Di rumah sakit, Tracy masih menunggu dengan cemas. Saat ini pintu lift terbuka, Frisca dan beberapa

pengawalnya bergegas mendekat.

Kedua wanita itu saling berpandangan dengan tatapan yang rumit.

“Nona Frisca, kenapa Anda datang?” Ryan segera menghampiri dan bertanya dengan sopan.

“Bagaimana keadaan Presdir Daniel?” Frisca mengernyitkan alisnya, ekspresinya terlihat serius.

“Masih dalam pertolongan.” Suara Ryan sangat rendah, “Lukanya sangat parah, tapi seharusnya tidak

membahayakan nyawa…

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Apakah plasma darahnya cukup? Bagaimana kualifikasi dokternya?” Frisca tidak tenang.

“Semuanya tidak masalah, tenang saja.” Ryan menatap sekilas pada Tracy dan berkata dengan

sungkan, “Sudah sangat larut, lebih baik Anda pulang istirahat saja.”

“Bagaimana bisa istirahat?” Frisca menghela napas, “Tenang saja, aku tidak akan menjadi beban siapa

pun. Aku akan pulang setelah Presdir Daniel melewati masa kritis.”

Saat mengatakannya, dia menatap dalam ke arah Tracy, “Nona Tracy tidak keberatan, ‘kan?”

“Aku tidak berhak merasa keberatan.” ujar Tracy membalas dengan datar.

“Baguslah jika begitu.” Frisca langsung duduk di kursi yang ada di samping.

Sudah seperti ini, Ryan juga tidak bisa berkata apa–apa lagi, akhirnya ia hanya mundur ke samping

dalam diam.

“Nona Tracy, aku pergi ambilkan air hangat untuk Anda.”

Naomi pergi ke samping untuk mengambil air hangat, Ryan juga mengikutinya.

Naomi tidak bisa menahan diri dan berkata, “Wanita itu benar–benar hebat, bahkan sampai datang ke

sini.”

“Ini juga karena dia merasa peduli.” ujar Ryan dengan suara rendah.

“Hehe, dia sudah ke hotel bersama Presdir Daniel, memang seharusnya peduli.” ujar Naomi mencibir.

12