Bab 1394
Para gangster itu tidak berani membuatnya marah dan tidak berani menurunkan senjata. Mereka takut
Tracy
melukai Duke.
Bagaimanapun, jika terjadi sesuatu dengan Duke, mereka harus menanggung akibatnya.
“Duke, aku tidak ingin menyakitimu.” Tracy melihat Duke terluka, ia agak menjadi tak tega, “Jika kamu
tidak ingin aku membencimu, segera lepaskan orangku.”
“Baik.” Duke lekas memerintah para gangster, “Lepaskan mereka.”
Kedua gangster itu dengan cepat membawa Naomi dan dua wanita pengawal lainnya.
Tetapi mereka sama sekali tidak melepaskannya, melainkan menggunakan nyawa mereka untuk
mengancam Tracy, “Turunkan pisau! Jika tidak, aku akan membunuh mereka.”
“Nona Tracy, jangan pedulikan kami, cepat pergi.” Naomi berteriak cemas.
“Kalian kira aku tidak tahu?” Tracy menodong leher Duke dan meraung, “Kalian tampak seperti orang
yang disewa oleh Duke, padahal sebenarnya kalian diberi perintah oleh Tuan Besar Louis. Jika terjadi
sesuatu dengan Duke, apa akhir hidup kalian???
“Kamu….” Sekelompok gangster itu langsung panik begitu diserang dengan tepat oleh Tracy.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Kalian….” Duke bingung, orang–orang ini adalah orang yang disewanya. Ia mengira mereka ini
bawahannya, ternyata semua diatur oleh ayahnya secara diam–diam.
“Lepaskan mereka.” Tracy memerintah sekali lagi.
Para gangster itu terpaksa melepaskan mereka. Bagaimanapun bagi mereka, nyawa Naomi dan dua
orang pengawal wanita tidak lebih penting daripada Duke.
Setelah mereka pergi, masih bisa ditangkap kembali. Tetapi jika terjadi sesuatu dengan Duke, maka ini
akan menjadi masalah besar.
“Nona Tracy….”
Naomi dan dua orang pengawal wanita lekas berlari mendekat. Naomi melepaskan baju setelannya dan
memakaikan ke badan Tracy.
Tracy menyeret Duke ke luar, Naomi dan yang lainnya bersikap waspada dari para gangster itu.
Di luar jendela, Ryan dan yang lainnya masih mengepung. Mereka menunggu waktu yang tepat.
“Cepat lepaskan dia.”
Para gangster itu menodong pistol sambil mengikuti Tracy dengan hati–hati. Mereka takut ia akan
membunuh
Duke.
Sekelompok orang itu mulai keluar ke halaman depan. Kedua pengawal berputar ke belakang tubuli
mereka, ingin diam–diam menyerang Tracy.
Tepat di saat ini, Ryan keluar dan menaklukkan dua orang itu dengan cepat. Lalu mulai bertarung
melawan para gangster lainnya.
Naomi sangat senang ketika melihat Ryan kemari.
Tracy mendorong Duke dan ingin membawa Naomi dan yang lainnya pergi, tetapi Duke terus menarik
Tracy, tak melepaskannya, “Tracy, jangan pergi!”
“Lepaskan tanganku!” Tracy meronta dengan kuat.
“Jangan, jangan tinggalkan aku……..” Duke menggeleng–gelengkan kepala sambil menangis, “Aku bisa
melakukan apa pun demimu, termasuk mati.”
“Lepaskan aku!” Tracy menggoyangkan tangannya dengan kencang, ingin lepas darinya.
“Tracy….”
Duke tetap tak ingin melepaskan tangannya. Tiba–tiba seorang gangster menembak ke arah Tracy.
“Nona Tracy….” Naomi maju secepat kilat melindungi Tracy.
“Dor!” terdengar suara senjata.
Darah segar mengalir ke segala arah, Tracy tercengang di tempat….
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmBagian dada Naomi tertembak, ia pun jatuh terkulai.
“Naomi!” Tracy lekas memeluknya dan berseru kencang, “Naomi, bertahanlah….”
Duke Louis tertegun sejenak, lalu menoleh kepala memarahi gangster itu, “Apa yang kamu lakukan?
Bukankah sudah kubilang jangan menembaknya?”
“la ingin membunuhmu.” jawab gangster itu dengan tegas
“Kamu….”
“Pergilah mati!”
Tracy mengambil pistol di tanah dan menembak beberapa kali ke arah gangster itu.
Gangster itu terjatuh ke tanalı.
“Tracy, dengarkan aku….”
Duke ingin menjelaskan, Tracy menodongkan pistol ke arahnya dan marah, “Duke, apa kamu harus
memaksaku mati?”
Bukan, Tracy, aku tidak….” Duke menggelengkan kepala dengan panik, “Lebih baik aku mati daripada
berpisah darimu….”
“Kalau begitu pergilahı mati.” Tracy menarik pelatuk, tetapi ia juga tak rela melakukannya. Pada akhirnya
ia berbicara sambil menangis, “Sudahlah, aku yang membuatmu menjadi seperti ini. Biar aku bayar
menggunakan hidupku, aku hanya mohon kamu melepaskankul”
Setelah bicara. Tracy mengarahkan mulut pistol ke dirinya sendiri…
“Tracy, jangan!“