Bab 1865
Sangat cepat, mobilnya sampai di bar yang paling ramai di kota Snow
Bab 1865
Sangat cepat, mobilnya sampai di bar yang paling ramai di kota Snowy.
Bos bar membawa beberapa anak buah, menyambut mereka secara langsung di depan pintu, bersikap hormat
dan ramah.
Wati turun dari mobil, menunjukkan keangkuhannya!
Seolah-olah dia bisa menginjakkan kaki di sini adalah semacam anugerah yang sangat besar bagi
bar ini.
Tujuh pengawal keluar dari mobil belakang, ditambah lagi 2 pengawal di mobil utama, total ada 9 pengawal,
mereka melindungi Wati dan Dewi memasuki bar.
Tempat ini sangat ramai dan berisik, cahaya lampunya membuat orang hampir tidak bisa membuka mata, suara
musik heavy metal membuat jantung berdetak kencang.
Di tengah lantai dansa dan di panggung gantung, ada banyak wanita cantik dan seksi sedang menari, ada
banyak pria dan wanita muda ikut menari, penuh semangat dan liar.
Kebanyakan adalah orang Eropa dan Amerika yang bertubuh tinggi, Dewi yang bertubuh kecil seperti ini, tampak
sedikit tidak cocok.
“Hai, si mungil!”
Seorang pria mabuk bersiul pada Dewi.
Dewi meliriknya, tidak menghiraukannya, mengikuti Wati berjalan sampai ke tempat yang paling tengah dan
duduk, menikmati kesenangan.
Bos bar membawa banyak anggur bagus yang sudah lama disimpannya, berusaha menyenangkan Wati.
Wati berbicara beberapa patah kata dengannya, lalu memintanya pergi, kemudian membawakan segelas
minuman alkohol untuk Dewi, “Cicipilah, minuman ini disebut Bibir Merah Api.”
“Apa enak?” Dewi mengambilnya dan menyesapnya, rasanya lumayan, ia pun langsung menghabiskannya, “Ya,
lumayan!”
“Lumayan kuat minum.”
Wati tersenyum, mengambilkan segelas koktail berwarna biru, “Yang ini disebut....”
“Tidak peduli apa namanya, minum sajalah.” Dewi mengambil minuman itu dan bersulang padanya,
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Bersulang!”
“Bersulang!”
Wati melihat Dewi menghabiskan segelas demi segelas, dia merasa gembira, kemudian ikut menghabiskan
minuman alkohol di gelasnya.
“Ini sedikit pahit.” Dewi makan sepotong buah, berinisiatif mengambil dua gelas anggur merah, memberikan
satu gelas pada Wati, “Yang warna merah lebih enak diminum.”
Wati tercengang, dia sengaja ingin membuat Dewi mabuk agar lebih mudah mencari tahu latar belakangnya,
mengapa gadis ini dari tamu bisa menjadi tuan rumah?
Sebenarnya siapa yang mengajak minum?
“Kenapa?” Dewi berkata sambil tersenyum, “Semua yang ada disini adalah orang-orangmu, aku bahkan tidak
takut, apa yang kamu takutkan?”
“Tidak ada.”
Wati mengambil anggurnya, langsung menghabiskannya.
Dewi juga ikut menghabiskan anggur di gelasnya.
Mereka berdua minum beberapa gelas lagi, Wati sudah sedikit mabuk, tapi masih tidak lupa untuk mencari tahu
latar belakang Dewi, ia mendekat kemari dan bertanya, “Ayo katakan, siapa yang mengutusmu kemari?”
“Sammy yang mengutusmu kemari, ‘kan?” Dewi balik bertanya, “Memintamu mencari tahu latar belakangku,
kemudian mengusirku pergi, agar kamu bisa mendekati Lorenzo dan menjadi kekasihnya?”
“Hah...” Wati terjebak olehnya lagi, “Aku yang bertanya...”
“Aku lihat kamu bukan orang jahat, lebih baik kamu kembali dan jadi model dengan baik.” Dewi menuangkan
setengah gelas alkohol lagi padanya, “Lorenzo sangat tidak berperasaan dan juga tidak normal, mungkin masih
ada hobi yang aneh, tidak mudah melayaninya....”
“Diam, tidak boleh menghina kakak sepupuku.” Wati sedikit marah, “Kakak sepupuku adalah pria yang paling
baik di dunia ini, yang paling baik...”
Dewi malas meladeninya, melirik beberapa pengawal yang berjaga di samping, dan berpikir bagaimana
menyingkirkan mereka.
“Katakan dengan jujur, siapa yang mengutusmu datang untuk menggoda kakak sepupuku?” Wati mabuk,
mendekat kemari lagi dan bertanya, “Apa salah satu dari tiga keluarga besar? Atau Grup Wallance?”
Ya, aku diutus oleh Grup Wallance.”
Dewi sengaja mempermainkannya, dia tidak percaya bahwa Sammy berani melawan Grup Wallance, apa dia
memiliki kemampuan ini?
“..“Wajah Wati penuh keheranan, “Wallance, Daniel yang mengutusmu kemari?”
“Benar, dialah orangnya.” Dewi terus bersulang padanya, “Ayo, lanjut minum.”
Begitu Wati minum seteguk, ia langsung memuntahkannya, memuntahkan semua ke tubuh Dewi
y.
Bos bar membawa beberapa anak buah, menyambut mereka secara langsung di depan pintu, bersikap hormat
dan ramah.
Wati turun dari mobil, menunjukkan keangkuhannya!
Seolah-olah dia bisa menginjakkan kaki di sini adalah semacam anugerah yang sangat besar bagi
bar ini.
Tujuh pengawal keluar dari mobil belakang, ditambah lagi 2 pengawal di mobil utama, total ada 9 pengawal,
mereka melindungi Wati dan Dewi memasuki bar.
Tempat ini sangat ramai dan berisik, cahaya lampunya membuat orang hampir tidak bisa membuka mata, suara
musik heavy metal membuat jantung berdetak kencang.
Di tengah lantai dansa dan di panggung gantung, ada banyak wanita cantik dan seksi sedang menari, ada
banyak pria dan wanita muda ikut menari, penuh semangat dan liar.
Kebanyakan adalah orang Eropa dan Amerika yang bertubuh tinggi, Dewi yang bertubuh kecil seperti ini, tampak
sedikit tidak cocok.
“Hai, si mungil!”
Seorang pria mabuk bersiul pada Dewi.
Dewi meliriknya, tidak menghiraukannya, mengikuti Wati berjalan sampai ke tempat yang paling tengah dan
duduk, menikmati kesenangan.
Bos bar membawa banyak anggur bagus yang sudah lama disimpannya, berusaha menyenangkan Wati.
Wati berbicara beberapa patah kata dengannya, lalu memintanya pergi, kemudian membawakan segelas
minuman alkohol untuk Dewi, “Cicipilah, minuman ini disebut Bibir Merah Api.”
“Apa enak?” Dewi mengambilnya dan menyesapnya, rasanya lumayan, ia pun langsung menghabiskannya, “Ya,
lumayan!”
“Lumayan kuat minum.”
Wati tersenyum, mengambilkan segelas koktail berwarna biru, “Yang ini disebut....”
“Tidak peduli apa namanya, minum sajalah.” Dewi mengambil minuman itu dan bersulang padanya,
“Bersulang!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Bersulang!”
Wati melihat Dewi menghabiskan segelas demi segelas, dia merasa gembira, kemudian ikut menghabiskan
minuman alkohol di gelasnya.
“Ini sedikit pahit.” Dewi makan sepotong buah, berinisiatif mengambil dua gelas anggur merah, memberikan
satu gelas pada Wati, “Yang warna merah lebih enak diminum.”
Wati tercengang, dia sengaja ingin membuat Dewi mabuk agar lebih mudah mencari tahu latar belakangnya,
mengapa gadis ini dari tamu bisa menjadi tuan rumah?
Sebenarnya siapa yang mengajak minum?
“Kenapa?” Dewi berkata sambil tersenyum, “Semua yang ada disini adalah orang-orangmu, aku bahkan tidak
takut, apa yang kamu takutkan?”
“Tidak ada.”
Wati mengambil anggurnya, langsung menghabiskannya.
Dewi juga ikut menghabiskan anggur di gelasnya.
Mereka berdua minum beberapa gelas lagi, Wati sudah sedikit mabuk, tapi masih tidak lupa untuk mencari tahu
latar belakang Dewi, ia mendekat kemari dan bertanya, “Ayo katakan, siapa yang mengutusmu kemari?”
“Sammy yang mengutusmu kemari, ‘kan?” Dewi balik bertanya, “Memintamu mencari tahu latar belakangku,
kemudian mengusirku pergi, agar kamu bisa mendekati Lorenzo dan menjadi kekasihnya?”
“Hah...” Wati terjebak olehnya lagi, “Aku yang bertanya...”
“Aku lihat kamu bukan orang jahat, lebih baik kamu kembali dan jadi model dengan baik.” Dewi menuangkan
setengah gelas alkohol lagi padanya, “Lorenzo sangat tidak berperasaan dan juga tidak normal, mungkin masih
ada hobi yang aneh, tidak mudah melayaninya....”
“Diam, tidak boleh menghina kakak sepupuku.” Wati sedikit marah, “Kakak sepupuku adalah pria yang paling
baik di dunia ini, yang paling baik...”
Dewi malas meladeninya, melirik beberapa pengawal yang berjaga di samping, dan berpikir bagaimana
menyingkirkan mereka.
“Katakan dengan jujur, siapa yang mengutusmu datang untuk menggoda kakak sepupuku?” Wati mabuk,
mendekat kemari lagi dan bertanya, “Apa salah satu dari tiga keluarga besar? Atau Grup Wallance?”
Ya, aku diutus oleh Grup Wallance.”
Dewi sengaja mempermainkannya, dia tidak percaya bahwa Sammy berani melawan Grup Wallance, apa dia
memiliki kemampuan ini?
“..“Wajah Wati penuh keheranan, “Wallance, Daniel yang mengutusmu kemari?”
“Benar, dialah orangnya.” Dewi terus bersulang padanya, “Ayo, lanjut minum.”
Begitu Wati minum seteguk, ia langsung memuntahkannya, memuntahkan semua ke tubuh Dewi