Bab 1955
“Aku hanya melakukan bisnis!” Ivan berkata dengan percaya diri, “Dia mengeluarkan banyak barang bukti yang
memberatkan dan menyerahkannya ke tujuh departemen terkait, termasuk Kementerian Hukum, Departemen
Militer, dan bahkan memberikan salinannya ke Presiden.
Aku juga tidak bisa berbuat apa-apa, tapi aku harus menanganinya secara adil, jika tidak, aku tidak bisa
mempertanggungjawabkannya. Tentu saja, kalau kamu bisa berpikir terbuka sedikit dan membiarkanku masuk
ke Grup Moore, masalah ini akan menjadi masalah keluarga Moore, dan aku pasti akan menggunakan seluruh
kekuatanku dan menyelesaikannya untukmu.
Kalau tidak, kamu harus bekerja sama dalam proses penyelidikan!”
Kata-kata ini sungguh memalukan.
Cole Kingsley menaikkan sudut bibirnya dan mengejeknya sambil tersenyum.
Jasper sangat marah dan mengepalkan tinju tangannya.
Lorenzo tidak mengatakan apapun, dia hanya menyipitkan mata dan menatap Ivan dengan dingin.
“Bagaimana kalau kamu pikirkan lagi?”
Ivan masih tetap tidak tahu malu, dia masih memberikan Lorenzo satu kesempatan lagi.
Tapi, Lorenzo sama sekali tidak menghargai niat baiknya, dan berkata, “Kamu yang harus berpikir dengan hati-
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇthati. Kalau kamu bersikeras melakukan ini, aku khawatir kamu akan menyesalinya!!!”
“Hehe...”
Ivan tersenyum mengejek, kemudian bertepuk tangan. Sejumlah besar tentara dengan senjata lengkap, masuk
ke dalam.
Komandan prajurit berdiri tepat di depan Lorenzo dan berkata dengan sopan, “Tuan L, silakan!”
“Bagus sekali.”
Lorenzo menyipitkan matanya, menatap Ivan dengan dingin.
Pada saat yang sama.
Ambulans yang ditumpangi Dewi hendak keluar dari gerbang Istana Kepresidenan, dari jendela dia melihat di
kejauhan terdapat beberapa kendaraan militer....
Dia merasa sedikit gelisah, apa yang ingin dilakukan Wakil Presiden dengan mengirim begitu
banyak orang?
“Tuan, tebakanmu benar. Wakil Presiden akan berurusan dengan Tuan L. Hari ini Tuan L mungkin akan berada
dalam bahaya ...."
Pengawal tamu terhormat itu tiba-tiba mengatakan sesuatu menggunakan Bahasa Emron.
Dewi hanya mengerti sebagian.
Tamu terhormat itu menatap pengawal itu, pengawal itu dengan cepat menutup mulut mereka, tidak berani
mengatakan apapun lagi.
Ketika mobil itu masih melaju di luar, tiba-tiba terdengar suara ledakan dari istana, Dewi terkejut, dan segera
menoleh untuk melihat
Suaranya datang dari arah ruang pesta!
“Astaga....” pengawal itu terkejut dan berkata dalam Bahasa Emron. “Wakil Presiden itu tidak mungkin
membunuh orang, kan? Terlalu kejam kalau membunuh seseorang, karena gagal merebut harta keluarga.”
“Belum tentu....” Kata tamu terhormat itu dengan suara pelan, “Mereka menerima kabar bahwa L akan pergi ke
Kota Bunaken Negara Nusantara, mungkin dia ingin bekerja sama dengan keluarga Wallance.
Begitu Moore dan Wallance keduanya bekerja sama, maka ketiga keluarga besar itu akan di asingkan, dan ini
akan menjadi ancaman fatal bagi Wakil Presiden yang sangat ambisius itu.
Jadi, mungkin saja dia menyerang terlebih dahulu.”
Dewi tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, jadi dia berbisik dan bertanya pada Bibi Lauren, “Apa yang
mereka bicarakan?”
Raut wajah Bibi Lauren sangat serius, dia ragu sejenak, kemudian dia mengartikan kata-kata itu dan berkata,
“Ternyata Wakil Presiden mengira Lorenzo pergi ke kota Bunaken untuk bekerja sama dengan keluarga Wallance
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmuntuk menghadapi mereka, jadi malam ini dia melakukan serangan terlebih dahulu....”
“Itu semua karena aku.” Hati Dewi tiba-tiba menjadi kacau, “Sebenarnya, dia ingin membawaku berobat, sama
sekali bukan untuk bertemu dengan Keluarga Wallance.”
“Semuanya hanya kebetulan ....” Bibi Lauren merasa sedikit bersalah.
“Apa yang kalian bicarakan?” Pengawal itu tidak mengerti bahasa yang mereka ucapkan.
“Tidak ada apa-apa....”
“Berhenti.”
Bibi Lauren belum selesai bicara, tiba-tiba Dewi berteriak dalam bahasa Inggris, “Cepat hentikan mobilnya.”
“Dewi, apa yang kamu lakukan?” Bibi Lauren buru-buru membujuknya, “Kita sudah susah payah melarikan diri,
kalau kamu kembali sekarang, itu sama saja cari mati....”
“Dia dapat masalah karena aku, aku tidak bisa diam saja!” Dewi sangat bersikeras, “Kalau sesuatu terjadi
padanya, aku akan menyesalinya seumur hidupku!!!”
“Tapi...”
“Bibi Lauren duluan saja, jangan ikuti aku.”
Setelah mengatakan kata-kata tersebut, Dewi langsung membuka pintu mobil dan melompat
keluar.