Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar Bab 922
Bab 922
Jadi, Ryan tidak berencana membiarkan keluarga Hilton mengetahui masalah keluarga Wallance. tak
disangka Sanjaya malah memberitahu mereka terlebih dahulu.
Tentu saja Sanjaya tidak tahu. Bagaimanapun, ia terus menjaga Tuan besar. Ia sama sekali tidak tahu
hal–hal yang terjadi, jadi ia tidak memiliki rasa waspada terhadap Victoria, ini bisa dimaafkan.
“Sekarang Carla dalam keadaan kritis, sangat berbahaya jika salah langkah, aku tidak berani
memutuskan.” Ryan mengernytikan kening, “Lebih baik, tunggu ‘Tuan Daniel bangun baru diputuskan.”
“Kalau begitu aku pergi mencari Daniel.” Victoria buru–buru berkata, “Aku dengar dari Paman Sanjaya,
ia digigit olch ular berbiasa, aku punya cara untuk menyelamatkannya.”
“Ini...” Ryan agak ragu.
“Biarkan dia pergi,” Sanjaya yang memutuskan, “Jika ada masalah, aku yang bertanggung jawab.”
Sanjaya sudah berkata demikian, Ryan tentu saja tidak berani banyak bicara lagi.
“Terima kasih, Anda percaya padaku.” ungkap Victoria dengan bahasa isyarat.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Ayo jalan, aku antar.” Sanjaya membawa Victoria untuk mengobati Daniel.
Jonson mengikuti dari belakang, ia begitu perhatian di sepanjang jalan, scolah sungguh menganggap
Daniel adalah menantunya sendiri. !
“Kamu pergi ke bandara dulu.” Ryan berpesan kepada Hartono.
“Baik.” Hartono dan pengawal lain buru–buru pergi.
Ryan lekas mengikuti untuk mengawasi ayah dan anak keluarga Hilton itu, ia tidak boleh membiarkan
sesuatu terjadi dengan Daniel lagi.
Ajaibnya adalah satu jam kemudian, Daniel sungguh bangun setelah pengobatan jarum akupuntur
Victoria...
“Tuan Daniel, sudah bangun.” Sanjaya bersukacita, “Nona Victoria, kamu hebat sekali. Begitu cepat
menyadarkan Tuan.”
“Jarum akupunturku hanya membangunkan Daniel untuk sementara. Jika ingin membersihkan racun,
masih membutuhkan sedikit waktu.” ujar Victoria, “Harus diakupuntur setiap hari dan mengonsumsi
obat tradisional. Kurang lebih dalam sebulan akan pulih sepenuhnya.”
“Yang penting bisa sembuh.” Sanjaya sangat bersemangat. “Bagus sekali...
Ryan juga senang ketika melihat Daniel terbangun, tak disangka, ilmu medis Victoria begitu hebat.
“Carla...” Daniel memegang keningnya, ia tampak sangat lemah,“Bagaimana kcadaan Carla?”
“Tuan Daniel.” Ryan lekas maju memapahnya duduk, “Carla masih berada di ruang ICU, untuk
sementara ia tidak dalam masa kritis..”
“Danicl. tadi kamu digigit oleh racun berbisa dan pingsan. Victoria yang melakukan jarum akupuntur
padamu, kamu jadi begitu cepat bangun.” Jonson buru–buru berkata, “Lebih baik minta Victoria juga
melihat anak itu?”
“Victoria?” Daniel mendongak, lalu melalui penglihatan buramnya, ia melihat Victoria. Ia mengernyitkan
kening, “Kenapa kalian bisa di sini?”
Walaupun racun di tubuhnya masih belum bersih, pandangan masih buram. Tetapi ia masih sadar,
dalam keadaan ini, tidak seharusnya membiarkan orang lain masuk ke dalam ruamh sakit.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Daniel, aku kemari untuk membantuinu.” Victoria lekas menggunakan bahasa isyarat, “Kamu percaya
padaku, aku pasti dapat menyelamatkan Carla...”
“Di sini ada dokter.... Daniel memukul kepalanya sendiri, sangat sakit, sakit seolah mau meledak,
“Kalian pulang dulu.”
“Daniel....” Jonson baru saja ingin bicara, di saat ini seorang perawat buru–buru datang melapor,
“Gawat, gawat, Nona Carla kejang–kejang lagi.”
“Apa?” Sekujur tubuh Daniel bergetar, ia lekas berbalik badan turun dari ranjang, tetapi tubuhnya
sangat lemah, hampir saja tumbang,
“Tuan Daniel...” Ryan segera memapalinya.
“Dia sekarang tidak boleh banyak bergerak, “Victoria lekas menggunakan bahasa isyarat dengan
cemas, “Jika tidak, toksisitas akan menembus dalam tubuh.”
Jonson lekas mendorong sebuah kursi roda, bersama Ryan membantu memapah Daniel duduk di atas
kursi, lalu mendorong Daniel ke ruang ICU....
“Apa yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini?” Sanjaya bertanya dengan cemas, “Begitu banyak dokter,
tidak ada yang bisa menyembuhkan satu anak?”
“Racun ini ganas sekali, benar–benar dapat membunuh orang..” Seorang dokter berbicara dengan
nada menangis, “Kami tak mampu menanganinya.”