Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 359
Bab 359
Ini adalah Restoran Istana Anak–anak, setiap pelayan berdandan menjadi karakter kartun dalam cerita
dongeng.
Para pelayan berperan sebagai malaikat kecil atau elf, penjaga keamanan berperan menjadi pemburu
atau ksatria, dan bartender di bar berpakaian scperti penyihir...
Setiap anak kecil yang masuk, diperbolehkan mengganti bajunya menjadi karakter kartun yang mercka
sukai.
Carla berpakaian seperti putri duyung, Carles dan Carlos berpakaian seperti pangeran kecil.
Tuan Besar berpakaian seperti raja tua, Sanjaya berperan sebagai pembantu rumah tangga dalam
ccrita dongeng
Tuan Besar menatap dirinya sendiri melalui kaca, “Haha” ia tertawa terbahak–bahak, “Dilihat lihat
sangat mirip!”
“Pembawaan Tuan Besar benar–benar berbeda dari ora
Sanjaya memuji dengan tulus, meskipun Tuan Besar sudah berusia 96 tahun, postur tubuhnya masih
besar, tegap dan penuh dengan energi.
Ketiga anak–anak bersorak dengan senang: “Kakek mirip sekali dengan raja!”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Kakek adalah raja, kalian adalah pangeran dan putri!” Tuan Besar tersenyum cerah dan
menggandeng tangan mereka, “Mari kita makan!”
“Yey! Makan!” Carles bersorak keras,
“Aduh, aku tidak bisa jalan!”
Putri Duyung Carla menggerakkan ekor ikannya dengan canggung, tetapi ia tidak bisa bergerak, dan
hampir jatuh.
Untungnya pangeran Carlos menangkapnya tepat waktu.
“Hahaha...” Tuan Besar tertawa terbahak–bahak, “Putri Duyung yang imut masih belum berubah
menjadi manusia, jadi tidak bisa jalan, mari kakek gendong!”
Tuan Besar membungkukkan badannya menggendong Carla.
“Tidak boleh, biar aku saja...”
“Tidak perlu.” Tuan Besar memelototinya, ia langsung berlutut di atas lantai, “Carla, naiklah!”
Sanjaya tidak berani menghentikannya.
Tangan dan kaki Carla memanjat ke punggung Tuan Besar, kedua tangannya memeluk leher Tuan
Besar, dengan senang berteriak: “Kakek sangat hebat!”
“Haha, sangat ringan, kakek bisa menggendong kalian bertiga.”
Tuan Besar merasa dirinya penuh dengan energi, satu langannya memegangi kaki kecil Carla, satu
tangannya menopang lembok untuk berdiri, tetapi tepat ketika ia meluruskan pinggangnya. terdengar
suara “Krak” dari pinggangnya, seketika pinggangnya kaku, ia tidak bisa bergerak.
“Tuan Besar!” Sanjaya langsung memapah Tuan Besar, “Apa anda baik–baik saja?”
“Tidak apa–apa...” Tuan Besar memegang pinggangnya, keringat menetes dari dahinya.
** Kakek kenapa?” Carla terkejut hingga wajahnya pucat, ia bertanya dengan panik, “Apa karena Carla
terlalu gemuk?”
“Bukan, tidak ada hubungannya dengan Carla.” Tuan Besar mencoba meluruskan pinggangnya
kembali, sedikit sulit, ia lalu berpura–pura melucu, “Pasti penyihir itu yang sudah menguluk kakek!”
“Tuan Besar...” Sanjaya sangat gugup, namun ia tidak berani membongkar rahasianya.
“Carla, cepat turun.” Carlos yang merasa ada yang tidak beres, scccpalnya inenarik Carla.
“Tidak, kakek bisa menggendongnya.” Tuan Besar masih berlacak, “Dia baru berumur tiga tahun,
bagaimana mungkin aku tidak bisa menggendongnya? Saat aku muda, aku tidak terkalahkan...”
“Sudah tua masih berlagak!”
Suara dingin yang angkuh, tiba–tiba terdengar.
Carlos mendongakkan kepala, mengerutkan kening kecilnya, sorot matanya penuh dengan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmkewaspadaan
Daniel menjulurkan tangan melepaskan Carla dari punggung Tuan Besar, saat ia hendak
meletakkannya ke lantai, benang rok putri duyung yang dikenakan Carla menyangkut di kancing
kemejanya, ia berusaha untuk melepaskannya hingga ia membuat Carla berputar–putar di udara...
“Huhu...Lepaskan aku, lepaskan aku.”
Carla ketakutan melihat orang jahat ini, air matanya membasahi pipi mungilnya, ia terus
menggoyangkan kedua kakinya, persis seperti putri duyung yang sedang menggerakkan ekornya.
“Jangan berisik!” Satu tangan Daniel mengangkat Carla, satu tangan lainnya memapah Tuan Besar,
“Tidak apa–apa, kan? Apa mau ke dokter?”
“Tidak apa–apa!”
Tuan Besar menopang punggungnya, ia mendongakkan kepala melihat Daniel mengangkat Carla
seperti mengangkat burung kecil.
Carla yang ketakutan cemberut, ia menangis terisak–isak meminta pertolongannya: “Kakek,
selamatkan aku!”
Hari Tuan Besar dalam sckciap terasa sakit, ia mcncripcleng kepala Daniel: “Anak jalal, Icpaskan
213
“!nku:וויןוווידוויין ווי