Bab 427
Tracy berencana mengurus masalah ini sctclali pulang ke rumalı nanti malam. Sckarang dia mercbus
sup, ia menemani anak–anak makan.
Selesai makan sambil membawa sup yang sudah direbus, Tracy mengajak anak–anak pergi ke Rumah
Sakit Kasih, tempat Dokter Lily bckerja, menjenguk Bibi Juni.
Demi tidak membiarkan beberapa perawat itu mengetahui hubungannya dengan Danicl, Tracy sengaja
menyuruh ketiga perawat itu libur setengalı hari, dengan alasan bahwa Bibi Juni memerlukan
ketenangan, tidak leluasa jika terlalu banyak orang yang menjenguk dan dia bisa pergi membawa
anak–anaknya sendiri.
Awalnya, ketiga perawat itu masih khawatir dia akan kerepotan membawa tiga anak sendirian, tetapi
Tracy bersikeras, maka mereka pun tidak menolak lagi.
Tracy memanggil sebuah taksi, lalu mengajak kctiga anaknya, serta Roxy ke rumah sakit.
Dalam perjalanan, dia membalas pesan Windy, mengatakan bahwa dirinya baik–baik saja dan
memintanya agar jangan khawatir.
Windy masih tidak tenang, maka dia menelepon untuk memastikan, “Kak Tracy, kejadian scmalam
sungguh membuatku kaget, apa Kakak sungguh tidak apa–apa?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Sungguh tidak apa–apa, sekarang aku membawa anak–anak pergi menjenguk Bibi Juni.” Tracy
menenangkannya, “Bagaimana denganmu? Apa lukamu baik–baik saja?”
“Aku baik–baik saja, hanya wajah sedikit bengkak, tapi cukup dikompres dengan es saja.” Windy
berkata dengan serba salah, “Kak Tracy, Kak Danny menyuruhku memberitahumu bahwa Kakak
jangan datang bekerja di Bar Kaisar lagi.”
“Aku tahu...” Tracy menghela napas, “Dia baik–baik saja, ‘kan?”
“Dia baik–baik saja, tapi pacarmu memberinya peringatan, jika menyuruhmu bekerja di sana lagi, maka
dia akan mendapat masalah.” Windy berkata, “Kak Tracy, pacarmu sungguh galak, apa dia
menindasmu?”
“Tidak...” Di depan anak–anak, Tracy juga tidak bisa berkata apa–apa, “Baiklah, Windy, sekarang aku
sedang bersama anak–anak pergi ke rumah sakit. Nanti malam aku baru meneleponmu lagi.”
“Oh, baik.” Windy merasa sedikit bersalah, “Aku masih punya beberapa kesempatan kerja dalam
pementasan piano, aku akan membantumu memerhatikannya. Jika ada kesempatan, aku akan
merckomendasikanmu.”
“Baguslah, terima kasih, Windy.”
“Jangan sungkan, Kakak sibuklah dulu, nanti malam baru telepon lagi.”
“Ya,”
Setelah mengakhiri panggilan, Tracy baru menyadari baliwa mobil sudah sampai di Rumah Sakit Kasih
dan sopir sedang menepi untuk berhenti.
ubawa anak–anak murun dari mobil, lalu berjalan maju sambil mendorong kursi roda
Thay m Carles
Carlos mengikuti di samping sambil menggandeng tangan Carla.
Roxy berbaring dengan tenang clipelukan Carles, sambil menjulurkan lehernya dan melihat ke sana
kemari dengan tatapan penuh rasa penasaran.
“Carlos, Carla ikuti Mami, jangan sampai terpisah.”
Tracy mendorong kursi roda, sambil tidak lupa memerhatikan Carlos dan Carla.
Diatas kursi roda, digantung beberapa barang keperluan schari–hari, buah, serta sup yang direbus
oleh Tracy unluk Bibi Juni.
Melihat scorang ibu muda yang cantik membawa tiga anak kecil yang menggenaskan, serta seckor
burung beo, orang–orang yang berpapasan pun tak bisa menahan diri untuk menolch.
Ada beberapa orang yang merasa kasihan, karena ibu muda itu sungguh bersusah payah, juga ada
banyak orang yang terkejut karena ketiga anak kecil itu sangat menggemaskan, masih ada burung bco
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmilu...
Tracy sekeluarga sudah terbiasa dengan tatapan seperti ini, dia hanya sedikit tersenyum dan
menganggukkan kepala, lalu membawa anak–anak masuk kc lift.
Untung saja ini adalah rumah sakit swasta yang berkelas, maka tidak ada terlalu banyak orang. Jika
rumah sakit pemerintah yang sangat ramai, Tracy sungguh takut anak–anak akan hilang.
Dengan cepat mereka sampai di kamar rawat Bibi Juni.
Bibi Juni sedang berbaring di ranjang dengan tangan yang diinfus. Saat mendengar suara anak anak,
dia menjadi sangat antusias hingga hampir turun dari ranjang, “Carlos, Carles, Carla, apa itu kalian?
Kalian datang?”
“Nenek!” Carlos dan Carla berlari dengan cepat.
“Sungguh rindu kalian.” Bibi Juni merasa sangat antusias.
“Nenck!” Carlos menggenggam tangan Bibi Juni, sambil mengelus wajahnya yang penuh keriput
dengan tangan mungilnya, lalu berkata dengan penuh sayang, “Nenek mengurus.”
“Hahaha, kurus 15 kg lebih,” Bibi Juni tertawa keras, “Sebelumnya, berdiet sekeras apa pun, tetap
tidak kurus. Sekarang tanpa perlu berdict, berat badan sudah berkurang.”
“Apa Nenek sakit?” Carla melihat tangan Bibi Juni yang ditusuk jarum, lalu meniupnya dengan pclan,
“Carla bantu tiup, maka tidak akan sakit lagi.”
“Carla sungguh anak baik.” Bibi Juni merasa terharu hingga matanya memerah, tetapi dia tetap
tersenyum, sebuah senyum yang penuh kebahagiaan...