We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 676
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 676

Pembawa acara bertanya dengan semangat,

Seluruh orang di sana, melihat Sky Well. Sekarang ini, hanya Grup Wallance yang dapat bersaing

dengan Grup Moorc. ,

Winnic menarik kembali tatapannya terkejut dari wanita itu. Ia mendekati Direktur Toni dan berbisik

kepadanya, “Presdir Daniel sudah bilang tidak boleh melebihi 52 triliun. Apa kita perlu bertanya

padanya dulu?”

“Telepon dia.“, perintah Direktur Toni.

“Baik.” Winnic lekas menyingkir untuk menelepon Daniel.

Semua orang sedang merunggu respons dari Grup Wallance, sedangkan wanita itu memijat mijat

keningnya dan bertanya dengan arogan, “Kenapa menunggu mcrcka, lanjut atau tidak?”

“Ini...” Pembawa acara melihat ke aralı penanggung jawab acara lelang.

Penanggung jawab acara itu lekas menjelaskan, “Bukan seperti itu...”

Baru bicara setengah dan bertemu dengan tatapan dingin wanita itu. Penanggung jawab lekas

mengatakan, “Berdasarkan aturan, hanya bisa menunggu 60 detik.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Tangan wanita arogan itu memberi instruksi.

Penanggung jawab lekas berkata, “Perhitungan mundur dimulai.”

“Baik.” Layar besar itu mulai menghitung mundur dari 60.

Di saat bersamaan, pembawa acara bertanya lagi, “Grup Moore menawar 60 triliun, ada yang ingin

menawar lebih tinggi?”

Semua orang saling berdiskusi, tidak ada yang berani menawar lebih tinggi. Bahkan, beberapa

pebisnis meletakkan papannya dan menunggu untuk menyaksikan tontonan scru.

Dengan jarak beberapa meter, Direktur Toni mengamati wanita itu dengan cermat. Wajah itu sama

persis dengan Tracy waktu itu. Hanya saja, auranya benar–benar berbeda. W

Setiap gerakan dingin dan arogan tadi, sama sekali tidak dimiliki oleh Tracy yang teledor itu...

Siapa dia?

Winnie melihat waktu di layar sedang menghitung mundur, la menjadi panik dan berbicara sendiri,

“Presdir, cepat jawab, cepat jawab.”

Wanita itu duduk di sofa dengan postur arogan. Ia menerima gelas alkohol yang dibawakan

pengawalnya. Ia menggoyangkan gelas itu dengan clcgan dan menunggu 30 detik yang tersisa.

Ujung bibirnya terangkat dan mencibir, “Presdir Grup Sky Well ternyata tidak mementingkan perairan

ini. Untuk apa menghabiskan waktu?” |

“Nona, Prescir kami tidak hadir di acara publik apa pun selama dua tahun, bukannya ia tidak

mementingkannya.” Nada bicara Direktur Toni terasa akrab dan ramah, “Acara pelelangan dilakukan

secara adil. Kita jalankan sesuai aturan, tolong jangan buru–buru!”

“Aku tidak buru–buru.” Wanita itu menaikkan alis menyeringai, “Meskipun Daniel Wallancc ada‘. di sini

pun, tetap tidak akan sanggup menawar lebih dari 60 triliun!”

Satu ucapan ini, membuat suasana di ruangan itu semakin tegang dan canggung.

Grup Wallancc telah menjadi pusau industri bisnis dalam beberapa dekade. Semua orang sangat

menghormatinya. Mereka yang ada di sini, jangankan memprovokasi, bahkan mengacuhkan Grup

Wallance saja tak berani.

Sedangkan wanita ini, besar sekali nyalinya!

Namun, tidak heran juga, karena ia adalah orang dari keluarga Moore.

Keluarga Moore dan keluarga Wallance adalah musuh bebuyutan. Kekuasaan dan status mereka

setara. Keduanya tak terkalahkan dan tak takui satu sama lain. Hanya saja, sudah sclama 20 tahun ini,

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

mereka tidak saling mengganggu. Apakah perang akan dimulai sekarang?

“Nona tidak scharusnya berbicara seperti itu.” Direktur Toni mengernyitkan kening dan memperbaiki

dengan serius, “Dalam industri bisnis, Grup Wallance kami...”

“Berisik sekali!” Wanita itu mengernyitkan kening dengan ekspresi kesal di wajahnya, “Waktu sudah

tiba?”

“Nona, masih ada 10 detik.” lapor pengawal di sampingnya.

Di atas panggung, pembawa acara bertanya lagi untuk mencairkan suasana, “Grup Moore

menawarkan 60 triliun, ada yang mau menambah?”

Tidak ada suara di bawah panggung, tidak ada yang berani menjawab.

“Jika tidak ada yang menawar lagi, maka tinggal menunggu kabar dari Sky Well” Pembawa acara

memandang Direktur Toni.

Sedangkan, Direktur Toni mengernyitkan kening melihat ke arah Winnie.

Winnic menunjuk–nunjuk ponselnya. la sangat cemas, telepon itu tidak dijawab. Di waktu ini,

seharusnya Presdir sedang berada di perusahaan, kenapa ia tidak menjawab teleponnya?”

“Tersisa 3 detik...” Pembawa acara mengingatkan.

“Bisakah menunggu sesaat lagi.... Winnie baru selesai mengatakannya, telepon pun tersambung.